Selasa 14 Nov 2023 10:51 WIB

Raja Ampat Memanggil Wisatawan Muslim Mancanegara

Resort dan makanan halal terjamin di Raja Ampat.

Seorang wisatawan mancanegara berfoto diri dengan latar belakang pemandangan di Pianemo, Raja Ampat, Papua Barat, Senin (2/11).
Foto: Antara
Seorang wisatawan mancanegara berfoto diri dengan latar belakang pemandangan di Pianemo, Raja Ampat, Papua Barat, Senin (2/11).

REPUBLIKA.CO.ID,--Raja Ampat, Papua, sangat menjanjikan untuk wisatawan Timur Tengah yang terkenal mencari wisata bersahaja dan bernuansa alam. Timur Indonesia memang menjadi kawasan yang belum banyak terjamah oleh wisatawan Timur Tengah.

"Saya sering ke pulau wisata lain seperti Bali, dan menawarkan wisata Raja Ampat itu memang tidak banyak bahkan tidak tahu dimana Raja Ampat," katanya Pemandu Wisata dari Jalan Jalan Raja Ampat, Valentine Mamelas (34 tahun) saat berbincang dengan Republika, akhir pekan lalu.

Baca Juga

Rencana perjalanan tentu bisa disesuaikan dengan gaya hidup halal. Seperti di salah satu resort, Korpak Resort & Villa yang terletak di Waisai, memiliki tanda arah kiblat di setiap kamar yang dibangun di atas laut.

Kebutuhan air bersih selalu tersedia untuk bersuci dan makanan yang tersaji di restoran juga terjamin halal langsung oleh kokinya. Valentine mengatakan wisatawan dari Timur Tengah pernah ada beberapa yang berkunjung sebelum Covid-19.

Belum sempat tersebar, pandemi menghantam. Wisata di Raja Ampat bisa dibilang mati selama dua tahun. 2022 menjadi awal kebangkitan, dan 2023 ini mulai pulih kembali.

Wisata ramah Muslim di Raja Ampat adalah peluang dan kesempatan. Dibanding tempat wisata lain, ratenya masih bisa bersaing. Apalagi resort dan seafood lebih murah dibanding Bali dan Jakarta dengan kualitas yang jauh lebih baik dan segar.

"Yang membuat mahal hanya tiket pesawat karena sekarang hanya ada Garuda, Lion Air, dan Batik. Dulu waktu ada NAM Air dan Sriwijaya Air, tiket ke sini masih bisa Rp 1,3 juta," katanya.

Makanan di tempat-tempat wisata pun sangat terjangkau. Kelapa segar hanya Rp 15 ribu, bahkan minuman dingin hanya Rp 2.000, makanan instan seperti mie hanya Rp 10 ribu.

Seafood yang jadi andalan untuk wisatawan Muslim pun bisa diperoleh dengan mudah dan lebih murah. Koki dari Akuang BBQ & Seafood yang Republika temui di Korpak mengatakan semua bahan makanan dan cara memasak dijamin halal.

Tidak ada mirin, minyak babi, atau bahan-bahan lain yang dilarang dalam Islam. Akuang ini dimiliki oleh pasangan suami istri asal Manado bernama Akuang Darmawan dan Erlin Wijaya.

"Kami jamin halal tentu saja karena kantor kami juga dari Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan di Sorong ini yang mewajibkan harus halal," kata Erlin.

Akuang mengaku sangat senang bisa menyajikan makanan khas di Raja Ampat yang enak dan juga halal. Biasanya, kata dia, bule-bule sangat suka seafood dan sashimi. Mudah sekali mencari ikan-ikan laut berkualitas dengan rasa otentik, segar, dan ukurannya jumbo.

Tidak hanya makanan laut, makanan pencuci mulut dan minuman pun segar karena homemade. Gelato buah dan berbagai rasa bisa manis tanpa banyak pemanis, air kelapa, jus buah, terasa lebih nikmat karena diambil dari sumber lokal.

Raja Ampat adalah potensi wisata halal yang dicari dunia. Indonesia yang sudah tersohor karena keindahan alamnya, sangat cocok bagi pelancong Muslim mancanegara. Gaya hidup halal saat bepergian jadi mudah terjamin. Universalitas dalam gaya hidup halal juga jadi nilai lebih karena menawarkan kesahajaan dan kekhidmatan dalam menikmati alam.

Wisata ramah muslim menjadi satu sektor andalan Indonesia untuk ditawarkan pada masyarakat dunia. Tidak aneh jika Global Muslim Travel Index (GMTI) menempatkan Indonesia di peringkat pertama pariwisata ramah muslim global. Menurut Future Market Insight, pasar wisata halal akan tumbuh rata-rata empat persen per tahun antara 2022-2032. Nilainya diproyeksikan 255 miliar dolar AS pada 2022 dan mencapai 365 miliar dolar AS pada 2032. Dalam State of the Global Islamic Economy Report 2022, pengeluaran traveler Muslim mencapai 102 miliar dolar AS, atau 11 persen dari total wisata global.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement