Rabu 20 Sep 2023 07:49 WIB

Segmen Emas Jadi Andalan BSI

Proyeksi emas terus positif dengan permintaan masyarakat akan mencapai Rp 7,2 triliun

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Lida Puspaningtyas
Staff BSI menjelaskan Program Hujan Emas BSI 2022 kepada masyarakat di Pasar Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (6/7/2022). PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) mendorong minat masyarakat dalam berinvestasi khususnya melalui instrumen logam mulia atau emas lewat  Program Hujan Emas. Program ini diharapkan pula dapat mengakselerasi bisnis Gadai Emas BSI dan Cicil Emas BSI selama periode program 1 Juli – 31 Desember 2022.
Foto: Republika/Edwin Putranto
Staff BSI menjelaskan Program Hujan Emas BSI 2022 kepada masyarakat di Pasar Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu (6/7/2022). PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) mendorong minat masyarakat dalam berinvestasi khususnya melalui instrumen logam mulia atau emas lewat Program Hujan Emas. Program ini diharapkan pula dapat mengakselerasi bisnis Gadai Emas BSI dan Cicil Emas BSI selama periode program 1 Juli – 31 Desember 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Syariah Indonesia (BSI) mencatatkan bisnis emas menyentuh angka Rp 6,53 triliun hingga semester I 2023. Angka tersebut tumbuh sebesar 22,34 persen.

Direktur Penjualan dan Distribusi BSI Anton Sukarna menuturkan, bisnis emas merupakan salah satu segmen andalan Perseroan. "Bisnis emas andalan kami Rp 6,53 triliun, tumbuh melewati semua segmen 22,34 persen yoy,” ujar Anton di Jakarta Selasa (19/9/2023).

Hadir dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta mengatakan, emas itu merupakan salah satu investasi ritel yang menjangkau semua elemen masyarakat. Bahkan, di BSI bisnis emas salah satu segmen pertumbuhan signifikan.

“Kenapa emas menjadi pembeda di perbankan emas ini adalah investasi yang likuid, kedua dia aman, ketiga dia itu juga semacam hedging terhadap inflasi jadi memiliki multiple benefit impact kalau kemudian masyarakat itu berinvestasi atau bertransaksi,” terang Bob.

Selain itu, bisnis emas juga memiliki prospek yang cerah seiring dengan permintaan masyarakat akan emas. “Kami melihat ke depannya potensinya cukup besar. Perseroan proyeksi terus positif dengan permintaan masyarakat akan mencapai Rp 7,2 triliun,” kata dia.

Direktur Utama Hery Gunardi menambahkan, produk emas juga mendorong pendapatan fee base income dari transaksi mobile banking bisnis digital atau e-channel. "Kami harapankan di 2023 Desember fee based income naik. BSI menargetkan pertumbuhan cicil emas sebesar Rp 3 triliun pada tahun ini ," ujarnya

Saat ini, BSI memiliki sejumlah produk emas, yakni gadai, pembiayaan dengan kolateral emas dan juga ada namanya cicil emas. Cicil emas ini merupakan pembiayaan, akan tetapi sekaligus investasi emas.

BSI berhasil menjaga kinerja yang solid hingga kuartal II 2023. Melalui akselerasi strategi bisnis, perseroan mencatatkan pertumbuhan laba yang signifikan, sebesar 32,41 persen menjadi Rp2,82 triliun. Salah satu pendorong pencapaian tersebut adalah pertumbuhan pembiayaan yang berkualitas dan dana pihak ketiga (DPK) yang bergerak positif. Hingga Juni 2023, BSI telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp221,90 triliun atau tumbuh 16,00 persen secara year on year yang didominasi oleh segmen ritel sebesar Rp158,38 triliun.

Dari sisi penghimpunan dana, pada kuartal II 2023 BSI mencatatkan DPK sebesar Rp 252,52 triliun, yang didominasi oleh produk tabungan yang memberikan kontribusi sebanyak Rp 110,93 triliun. Atas hal itu, porsi CASA BSI terus membaik yang didominasi dana murah sebesar 59,93 persen. Hery menambahkan, penerapan governance, risk, and compliance (GRC) yang kuat merupakan salah satu kunci BSI dapat menjaga kinerja positif sepanjang tahun berjalan 2023. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement