Jumat 11 Aug 2023 07:40 WIB

Wagub Jabar: Ekonomi Syariah Lebih Menguntungkan

Indeks literasi keuangan provinsi Jabar sebesar 56,10 persen.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Lida Puspaningtyas
Wakil Gubernur Jawa Barat, UU Ruzhanul Ulum.
Foto: Istimewa
Wakil Gubernur Jawa Barat, UU Ruzhanul Ulum.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menilai, literasi dan edukasi masyarakat Jabar terhadap ekonomi syariah perlu ditingkatkan lebih cepat lagi. Hal ini mengingat dari sekitar 50 juta penduduk Jabar, 97 persen masyarakatnya muslim.

Uu Ruzhanul mengatakan, ekonomi syariah lebih menguntungkan bagi semua pihak. Karena, merupakan sistem ekonomi tengah-tengah antara ekonomi liberal dan sosialis dan kapitalis.

Menurut Uu, bertransaksi dengan ekonomi syariah dinilai lebih berkah. Di satu sisi Jabar memiliki keunggulan yang dapat menjadi peluang pengembangan ekonomi syariah.

Keunggulan itu, kata dia, seperti memiliki kantor cabang bank syariah terbanyak di Indonesia, berada di peringkat enam Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2019, menjadi kiblat fesyen muslim di Indonesia, serta menjadi daerah utama pengembangan sektor halal yang mencakup makanan, pariwisata dan fesyen.

Untuk itu, Uu mengajak masyarakat untuk mulai mempelajari tentang keunggulan berekonomi  dengan sistem syariah, serta mulai beralih ke ekonomi syariah. Menurutnya, ini merupakan salah satu peluang yang diberikan oleh negara untuk mendongkrak perekonomian masyarakat.

“Mari kita beralih kepada ekonomi syariah supaya lebih barokah. Mumpung negara memberikan keleluasaan bermuamalah di bidang syariah,” ujar Uu Ruzhanul Ulum saat Rakor Daerah Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah se-Jabar, di Aston Cirebon Hotel & Convention Center, Kecamatan Kedawung, Kota Cirebon, Kamis (10/8/2023).

Uu menjelaskan, edukasi dan literasi keuangan inklusif memiliki peran yang sangat penting dalam membangun fondasi kuat bagi kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, kata Uu, fokus pada pemahaman yang baik tentang pengelolaan keuangan, akses terhadap produk dan layanan keuangan yang terjangkau.

Serta pengembangan keterampilan kewirausahaan. Literasi dan edukasi kepada masyarakat ini, kata Uu, menjadi salah satu peran aktif dari TPAKD. Uu mengimbau agar TPAKD melibatkan para kiai dan ulama dalam menyampaikan ilmu-ilmu ekonomi syariah kepada masyarakat.

“Mungkin selama ini TPAKD belum bergerak dengan baik, sehingga ekonomi syariah tidak bisa berjalan seperti yang diinginkan. Inilah mengapa ada rakor inklusi, tapi inklusi ini tidak bisa berdiri sendirian. Harus ada literasi dan edukasi,” papar Uu.

“Nah, TPAKD ini yang harus memberikan peluang dan pengertian kepada masyarakat. Saya minta, libatkan para kiai dan ulama. Silakan sampaikan dengan lisan para kiai dan ulama, insyaallah ekonomi masyarakat akan semakin maju dan hebat,” paparnya.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan  2022, indeks literasi keuangan provinsi Jabar sebesar 56,10 persen, naik dibandingkan tahun 2019 yang hanya sebesar 37,43 persen.

Sementara, indeks inklusi keuangan tahun 2022 sebesar 88,31 persen, menurun dibanding tahun sebelumnya di tahun 2019 yaitu sebesar 88,48 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa gap antara tingkat literasi dan tingkat inklusi semakin menurun, dari 51,05 persen di tahun 2019 menjadi 32,21 persen di tahun 2022. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement