Kamis 13 Jul 2023 18:21 WIB

Punya Keunikan, Ekonom: Industri Keuangan Syariah Mampu Terus Tumbuh

Industri keuangan syariah Indonesia berpeluang besar untuk terus tumbuh.

Logo Halal Indonesia.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Logo Halal Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Samudera Indonesia Corporate University Ebi Junaidi menilai, industri keuangan syariah Indonesia berpeluang besar untuk terus tumbuh dengan mengacu ke beberapa faktor. Aset industri keuangan syariah tidak termasuk saham syariah Indonesia tercatat mencapai Rp 2.420 triliun per Maret 2023.

"Kami mencoba untuk melihat industri keuangan syariah Indonesia, untuk di top ten countries, kita masih berada di nomor tujuh dan untuk dibandingkan dengan negara tetangga kita itu. Kita masih harus berusaha 5,2 kali lipat," kata Ebi dalam acara dipantau secara daring di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Beberapa faktor yang mampu mendorong perkembangan keuangan syariah Indonesia antara lain pertama, karakteristik unik dari keuangan islam. Ebi menjelaskan, keunikan yang diklaim dari sistem keuangan syariah harus tercermin secara efektif dalam kontrak keuangan yang menentukan hak dan kewajiban keuangan.

Kedua, aspek berkelanjutan (sustainability) diperlukan dalam industri keuangan syariah, termasuk penyempurnaan kerangka hukum dan peraturan untuk memfasilitasi pertumbuhan yang berkelanjutan.

Ketiga, peningkatan literasi keuangan syariah. Kesadaran akan reputasi dan sikap terhadap perbankan syariah berpengaruh cukup signifikan terhadap penggunaan jasa perbankan syariah.

Keempat, peningkatan kualitas layanan yang meliputi kepatuhan, jaminan, keandalan, empati, serta daya tanggap memainkan peran penting dalam menilai kepuasan pelanggan di sektor keuangan syariah.

Kelima, faktor religiositas dan sosial yang memengaruhi sikap konsumen dalam menggunakan layanan perbankan syariah.

Lebih lanjut, Ebi mengatakan bahwa secara industri syariah, Indonesia mempunyai peluang yang cukup besar. Hal itu mengacu pada data Islamic Finance Assets 2020 yang mana Indonesia menduduki peringkat ketujuh dengan nilai pasar industri syariah 119,5 miliar dolar AS.

"Pasarnya ada sebenarnya untuk berkembang, namun lagi-lagi kita belum menjadi produsennya. Di top 5 media and recreation muslim market, kita di nomor 2 di bawah Turki. Jadi, preferensi muslim sudah menunjukan ke arah barang-barang yang halal, industri halal, tapi produsen kita belum," ujarnya.

Ebi menambahkan bahwa secara global, industri keuangan syariah masih didominasi oleh sektor perbankan dengan total kontribusi kepada industri keuangan syariah global sebesar 2.104,10 miliar dolar AS. Kemudian sukuk berada di nomor dua dengan nilai kontribusi 775,7 miliar dolar AS, Islamic fund asset di nomor 3 senilai 154,6 miliar dolar AS, dan takaful di nomor empat dengan total kontribusi 24,3 miliar dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement