Senin 27 Mar 2023 18:43 WIB

Analis Pasar Modal: Saham BSI Menarik Dicermati

Indeks saham BRIS mengalami uptrend selama sebulan ini.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi (kanan) memberikan salam kepada nasabah saat meresmikan Outlet BSI Prioritas di Jakarta, Rabu (12/1). Saham BSI diproyeksikan cerah oleh sejumlah analis pasar modal.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi (kanan) memberikan salam kepada nasabah saat meresmikan Outlet BSI Prioritas di Jakarta, Rabu (12/1). Saham BSI diproyeksikan cerah oleh sejumlah analis pasar modal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) diproyeksikan cerah oleh sejumlah analis pasar modal. Bank berkode saham BRIS itu diperkirakan bullish dalam jangka pendek, dan cocok untuk dikoleksi secara jangka panjang.

Sebagai catatan, sepanjang pekan lalu kinerja saham BRIS menguat 5,92 persen menjadi Rp 1.610. Bila dibandingkan dengan tiga bulan terakhir, saham BRIS ditutup menguat sekitar 32,51 persen pada perdagangan Jumat (24/3/2023).

Terkait pergerakan saham BRIS, Founder of Kurikulum Saham Alex Sukandar mengatakan, secara umum Index Saham Syariah Indonesia (ISSI) mengalami uptrend dalam sebulan terakhir dengan support pada level 199,5 dan resistance level 224. Pencapaian tersebut menandakan kinerja saham-saham syariah mampu menahan tekanan pasar global yang kurang baik.

"Kemungkinan karena persentase hutang saham-saham syariah sangat terbatas sekali, sehingga tidak terlalu berdampak pada kenaikan suku bunga,” kata Alex dalam keterangan tertulis, Senin (27/3/2023).

Alex menilai di antara saham emiten bank syariah, BRIS memang menjadi yang paling menarik dicermati. Hal ini tak terlepas dari laporan kinerja perusahaan yang melaju signifikan sepanjang 2022.

Sepanjang tahun lalu, BSI melaporkan penyaluran pembiayaan senilai Rp208 triliun, naik 21 persen secara tahunan (year on year/yoy). Capaian ini kemudian mendorong aset perusahaan tumbuh 15 persen yoy menjadi Rp 306 triliun.

Kinerja positif tersebut mampu dijaga pada awal 2023. Hingga akhir Februari 2023, BRIS mencatat pertumbuhan pembiayaan sebesar 21,36 persen yoy.

Alex menjabarkan secara analisa teknikal menggunakan periode waktu weekly chart, terlihat adanya perubahan struktur pasar BRIS yang berpotensi mengganti tren dari bearish menjadi bullish. Hal ini diperkuat pula dengan adanya aliran dana sebesar Rp 315 miliar sepanjang dua bulan terakhir pada saham BRIS.

“Level support krusial berada di Rp 1.095, sementara itu level resistance terdekat di Rp 1.670,” katanya.

Sebagaimana diketahui, saham BRIS sempat terkoreksi ke level Rp 1.200 pada akhir 2022. Padahal saham emiten bank syariah ini berada pada harga Rp 1.700 per 3 Januari 2022. Saham BRIS tercatat mulai menguat kembali pada medio Februari 2023. Sejak awal Februari hingga 24 Maret 2023, harga saham bergerak pada rentang Rp1.350–Rp1.715.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement