REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jalan Tol Soreang-Pasir Koja (Soroja) bakal ditawarkan kepada publik dengan sistem saham syariah. Adapun penjualan saham jalan tol secara syariah itu bakal menjadi yang pertama di Indonesia.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit, mengatakan, skema penawaran saham kepada publik atas Tol Soroja masih dimatangkan oleh PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) sebagai pemilik Tol Soroja. "Semoga kalau sudah diumumkan menjadi lebih jelas. BPJT sifatnya mendukung untuk diversifikasi pembiayaan jalan tol," kata Danang kepada Republika, Kamis (23/3/2023).
Danang menjelaskan, pada prinsipnya, aksi korporasi para pemilik jalan tol dimungkinkan tanpa harus meminta izin pemerintah. Oleh karena itu, langkah penawaran saham syariah Tol Soroja pun bakal didukung selama untuk mendukung pengembangan bisnis.
Tol Soroja menjadi jalan strategis yang menghubungkan Kota Bandung dan Kabupaten Bandung. Kementerian PUPR mencatat jalan tol sepanjang 8,15 kilometer itu sekaligus membuka peluang bagi pelaku usaha untuk berinvestasi.
Sebelumnya, Direktur PT Citra Marga Lintas Jabar (CMLJ), Jusuf Hamka selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dan pemilik hak pengusahaan jalan tol Soroja mengatakan, konsep penujualan saham Tol Soroja bukan seperti sistem go public biasa di mana harga saham paling tinggi Rp 10 ribu-Rp 100 ribu per lembar.
"Saya akan go public secara syariah. Pemegang saham satu orang minimal harus beli Rp 1 juta," kata Jusuf Hamka awal pekan ini.
Ia pun optimistis umat Islam tidak akan ragu membeli saham tol syariah. Pembagian dividen akan diberikan tanpa menunggu waktu lama.
Keyakinan Jusuf Hamka itu muncul lantaran animo masyarakat menggunakan ruas jalan tol Soroja sangat tinggi. Karenanya, diharapkan saham syariah tol Soroja bisa menjadi saham blue chip atau saham lapis satu yang dengan kapitalisasi pasar mencapai di atas Rp 10 triliun.
"Impian saya buat saham syariah tol Soroja itu blue chip," ujarnya.