REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tol Soreang-Pasir Koja (Soroja) bakal menjadi percontohan penerapan tol berbasis syariah pertama di Indonesia.
Nantinya, masyarakat bisa memiliki saham dalam sistem tol syariah tersebut. Saham syariah itu ditawarkan oleh PT Citra Marga Lintas Jabar (CMLJ) yang merupakan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang mendapatkan hak pengusahaan jalan tol ruas tersebut.
Menanggapi rencana tersebut, Anggota Dewan Syariah Nasional-MUI Gunawan Yasni mengatakan, kemungkinan skema yang dipakai seperti efek beragun aset syariah (EBA syariah) yang bisa menggunakan kontrak investasi kolektif (KIK) bila melibatkan manajer investasi. Pilihan lainnya adalah surat penyertaan (SP) jika dibeli langsung oleh investor siaga yang tanpa melibatkan manajer investasi.
"Jadi sepertinya KIK EBAS atau EBAS SP bentuk produk pasar modal syariahnya. Akad yang cocok adalah KIK EBAS maupun EBAS SP. Biasanya menggunakan akad wakalah bil ujrah dan atau mudharabah," kata Gunawan kepada Republika, Rabu (22/3/2023).
Ia pun menduga pembeli siaganya adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Namun, Gunawan belum mengetahui secara pasti siapa ahli syariah yang diminta oleh Jusuf Hamka selaku pemilik tol Soroja.
Sebelumnya, Babah Alun sapaan akrab Jusuf Hamka mengatkan, sejauh ini perencanaan sistem syariah tol Soroja sudah dalam tahap pembahasan bersama Bina Marga, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), akademisi, dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Selain itu, ia juga terus mengajak beberapa oran-orang berkecukpan yang nantinya memiliki kepemilikan dari sahamnya nanti juga bisa diwakafkan. Jusuf sangat berharap konsep tol syariah ini dapat memberikan pendidikan syariah murni.
"Bahwa nih ada jalan tol yang tidak ada utang. Ditawarkan rame-rame, untuk dimiliki banyak orang. Bahkan saya menginginkan supaya orang kampung sekitar tol Soroja juga memiliki saham tol syariah," kata Jusuf Hamka.