Jumat 11 Oct 2013 12:32 WIB

Merancang Keuangan Islami untuk Keluarga (2)

Investasi (ilustrasi)
Foto: Reuters/Leonhard Foeger
Investasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Assalamu’alaikum Waramatullah Wabarakatuh, Salam kenal Uda Hari ‘Soul’ Putra. Senang mendapat pencerahan keuangan dari Uda di Republika Online.  Di tempat saya tinggal, sosialisasi ekonomi syariah semakin gencar digalakkan.  Sebagai keluarga muda, kami ingin hidup dan mengelola keuangan keluarga kami sesuai dengan cara-cara Islami.  

Pertanyaan saya, bagaimana sebenarnya prinsip atau cara mengelola keuangan Islami buat keluarga, apakah dengan menabung dan berinvestasi di bank atau pasar modal syariah, sudah bisa dibilang mengelola keuangan secara Islami?

Syukran Katsiran

Citra

Padang

 

Jawaban WF 19

Wa’alaikumsalam Waramatullah Wabarakatuh Salam kenal juga Uni Citra. Semoga Konsultasi Motivasi Keuangan di Republika Online ini, semakin banyak yang membaca, lalu terinspirasi dan bisa memotivasi untuk melaksanakannya.

Berikut ada beberapa prinsip dalam Perencanaan Keuangan Islami buat keluarga

1. Berpikir dari keuangan akhirat

Karena dunia adalah tempat perhentian sementara kita (halte), maka selalu ingat, bahwasanya kehidupan akhirat itulah yang kekal.  Dan kembalinya kita ke kampung akhirat, harus punya bekal yang cukup, baik selama kita tinggal di dunia, maupun setelah kita tidak ada lagi di dunia ini.

Dengan keuangan akhirat, pemenuhan tujuan-tujuan kebutuhan dan keinginan uni dan keluarga, baik yang prioritas hingga yang bisa ditunda harus mulai difikirkan dan dituliskan secara detail. Misalnya untuk memenuhi panggilan fitrah kebutuhan manusia, seperti Adh Dharuriyyat/primer, Al Hajiyyat/sekunder dan At Tahsinat/tersier.

 

2. Beraksi dari keuangan menikah hingga menikahkan anak

Start atau permulaan Perencanaan Keuangan Islami buat keluarga adalah proses mencari pasangan yang satu visi keuangan, hingga sanggup melewati fase-fase keuangan hingga akhirnya menikahkan anak.

Satu kata kuncinya adalah siap senang dan siap susah, siap bersyukur ketika diberi kenikmatan keuangan dan siap bersabar ketika diberi musibah keuangan.

 

3. Beramal lewat anak dengan Shadaqah jariyah (uang yang didistribusikan), Ilmu keuangan yang bermanfaat dan Anak shaleh yang berbhakti buat orang tuanya hingga mencari dan membelanjakan uangnya untuk ummat dan keluarga.

Setiap uang yang masuk dan keluar, akan diminta pertanggungjawabannya di akhirat kelak, otomatis mulai proses making money (menjemput rezeki), keeping money (diperuntukkan apa saja uang tersebut), saving money (disimpan dimana saja uang tersebut), investing money (diinvestasikan atau ditumbuhkembangkan dimana saja uang tersebut), hingga distributing money (amanah uang tadi, kemana saja didistribusikannya) benar-benar sesuai koridor Al  Quran dan As Sunnah, minimal mendekati.

 

4. Melipatgandakan investasi amal hingga akhirat

Jika prinsif ketiga merupakan hikmah hadits tentang putus amalan anak adam alias manusia maka prinsip keempat ini, bagaimana berinvestasi tidak hanya disektor keuangan, tetapi juga amalan terbaik apa yang bisa menunjang kita hingga sampai di yaumil hisab nanti. Pelipatgandaan (multiply) amalan inilah yang perlu kita cari dan pupuk hingga ajal menjemput kita dan hidup kita bisa Khusnul Khotimah, Insya Allah.

 

Selamat melakukan perencanaan keuangan Islami buat keluarga!

Wallhu’alam bisshowab 

Kolom ini diasuh oleh WealthFlow 19 Technology Inc.,Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga Motivasi dan Perencana Keuangan Independen berbasis Sosial-Spiritual Komunitas). Pertanyaan kirim ke email : uang@rol.republika.co.id  SMS 0815 1999 4916.

twitter.com/h4r1soulputra

www.p3kcheckup.com

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement