Jumat 11 Oct 2013 12:02 WIB

Merancang Keuangan Islami untuk Keluarga (1)

Cermat menghitung uang keluarga/ilustrasi
Foto: wihdan hidayat/republika
Cermat menghitung uang keluarga/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Assalamu’alaikum Waramatullah Wabarakatuh, Salam kenal Uda Hari ‘Soul’ Putra. Senang mendapat pencerahan keuangan dari Uda di Republika Online.  Di tempat saya tinggal, sosialisasi ekonomi syariah semakin gencar digalakkan.  Sebagai keluarga muda, kami ingin hidup dan mengelola keuangan keluarga kami sesuai dengan cara-cara Islami.  

Pertanyaan saya, bagaimana sebenarnya prinsip atau cara mengelola keuangan Islami buat keluarga, apakah dengan menabung dan berinvestasi di bank atau pasar modal syariah, sudah bisa dibilang mengelola keuangan secara Islami?

Syukran Katsiran

 

Citra

Padang

 

Jawaban WF 19

Wa’alaikumsalam Waramatullah Wabarakatuh Salam kenal juga Uni Citra. Semoga Konsultasi Motivasi Keuangan di Republika Online ini, semakin banyak yang membaca, lalu terinspirasi dan bisa memotivasi untuk melaksanakannya.

Untuk hal mendasar perbedaan perencanaan keuangan konvensional dengan perencanaan keuangan Islami, Uni bisa membaca kembali di link berikut ini http://www.republika.co.id/berita/konsultasi/motivasi-keuangan/13/06/17/moimr6-beda-perencanaan-keuangan-konvensional-dan-islami.

Mengelola keuangan secara Islami sebenarnya sudah ada panduannya baik di Al Quran maupun Sunnah dari Rasulullah Muhammad SAW.  Kita hanya tinggal mengambil hikmah yang terkandung di dalamnya dan membreakdown menjadi langkah-langkah STP (Strategi-Taktik-Pelaksanaan).

Sebelum ke keuangan keluarga, sebaiknya Uni memilih model keluarga seperti apa dulu yang ada di Quran dan Sunnah maupun sirah/sejarah hidup Nabi dan Rasul serta para Sahabat, termasuk 3 generasi terbaik di era Amal Ahlul Madinah.

Untuk model keluarga, uni bisa mencontoh keluarga pasangan Rasulullah Muhammad SAW dan Bunda Siti Khadijah Al Kubro RA atau para Nabi/Rasul yang lain seperti Siti Hajar (isteri Nabi Ibrahim AS) dll.

Untuk model keuangan keluarga, bisa mengambil hikmah dari model keuangan Nabi Yusuf AS dengan pola per 7 tahun ataupun Nabi Nuh AS yang melakukan ‘penyimpanan aset’ dikarenakan akan ada bencana dll.

Bisa juga model struggle-nya Siti Hajar yang ‘ditinggal’ oleh Nabi Ibrahim AS untuk berdakwah dan menjalankan perintah Allah SWT di padang pasir nan tandus, hingga akhirnya membangun komunitas Muslim dengan Ka’bah sebagai pusatnya.

Setelah memilih model rumah tangganya, barulah perencanaan keuangan secara Islami diterapkan. Tentunya, pengelolaan keuangannyapun mengikuti kalender hijriyah.  Dimana pada kalender ini, dimulai dari garis pergantian hari, pada waktu maghrib.  Yang hikmahnya, kita memulai dengan charging spiritual dahulu, baru personal & keluarga hingga sosial di masyarakat.

Hal ini dikarenakan erat kaitannya dengan kebutuhan pemenuhan kewajiban keuangan keluarga seperti utang, pendidikan anak, persiapan ramadhan, qurban, haji dll.

Apakah dengan menabung dan berinvestasi di bank atau pasar modal syariah, sudah bisa dibilang mengelola keuangan secara Islami?

Bank Syariah dan Pasar Modal Syariah hanyalah instrumen keuangan, sementara yang esensinya adalah hidup bersandarkan Islamic way of life, dimana dari hulu ke hilir harus berpedoman kepada aturan al Quran dan As Sunnah.

Kolom ini diasuh oleh WealthFlow 19 Technology Inc.,Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga Motivasi dan Perencana Keuangan Independen berbasis Sosial-Spiritual Komunitas). Pertanyaan kirim ke email : [email protected]  SMS 0815 1999 4916.

twitter.com/h4r1soulputra

www.p3kcheckup.com

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement