REPUBLIKA.CO.ID, Bapak Hari yang terhormat, saya seorang karyawati di sebuah perusahaan dengan penghasilan sekitar Rp 12 juta per bulan. Sedangkan pengeluaran saya terdiri atas:
Untuk anak kuliah di luar kota 1.000.000
SPP anak SMA 400.000
Lauk pauk 1.000.000
Pembantu 500.000
Cicilan mobil 2.500.000
Cicilan rumah 2.350.000
BPD 900.000
BSM 1.350.000
Motor 660.000
Kartu Kredit 1.000.000
Pinjaman uang teman 6.000.000
Apa yang harus saya lakukan agar tiap bulan tidak minus?
5 tahun lagi saya pensiun.
Jawaban:
Ibu NN yang terhormat, salam kenal dan salam sejahtera semoga Ibu dan keluarga bisa mengatasi masalah ini. Saya akan coba analisa singkat dari arus kas bulanan ibu dahulu.
Total Pendapatan ibu Rp 12 juta di kurangi total pengeluaran ibu Rp 17.660.000 adalah minus Rp 5.660.000.
Mari kita ambil cara pandang sedikit berbeda
Total Penghasilan Bulanan 12.000.000
Untuk anak kuliah di luar kota 1.000.000
SPP anak SMA 400.000
Lauk pauk 1.000.000
Pembantu 500.000
Cicilan mobil 2.500.000
Cicilan rumah 2.350.000
BPD 900.000
BSM 1.350.000
Motor 660.000
Kartu Kredit 1.000.000
Pengeluaran 11.660.000
Total Pengeluaran bulanan 11.660.000
Masih ada selisih Rp 340.000 di luar Pinjaman uang teman Rp. 6.000.000.
Jadi di luar pinjaman hutang sama teman, sebenarnya ibu masih bisa menabung sebesar 340rb.
Adapun solusi yang bisa saya sarankan kepada ibu
Langkah pertama yang ibu harus lakukan adalah membuat daftar hutang secara detail seperti tabel di bawah ini.
No Jenis Utang Jumlah Total (sebelum bunga) Cicilan Minimum Bunga / thn Jangka Waktu Pelunasan
1 Kartu Kredit 1.000.000 20%
2 …….
3 Teman 6.000.000 0%
Total
Urutkan dari bunga paling tinggi hingga pinjaman/hutang dari teman yang 0%. Dikarenakan Pinjaman kepada teman biasanya tidak selalu dikenakan bunga, maka mohon tempo kepada temannya untuk bisa menyelesaikan hutang-hutang terlebih dahulu
Prioritaskan pelunasan pinjaman pada pihak yang menerapkan bunga paling tinggi. Dalam kasus ibu, bunga paling tinggi tersebut ada di Bank Penerbit Kartu Kredit.
Jika ibu bisa dengan mudah menggunakan kartu kredit, maka harusnya juga bisa untuk menstop semua pengeluaran dari kartu kredit.
Habiskan cicilan kartu kredit ibu hingga Rp 0,- serta jangan membuat hutang baru. Alihkan penggunaan kartu kredit ke kartu debit saja.
Bila hutang yang pertama sudah lunas coret dan pindahkan pembayaran tagihan yang sudah lunas itu ke tagihan dibawahnya.
Berarti, dari hanya bisa menabung 340rb per bulan, dikarenakan hutang kartu kredit sudah selesai, maka bisa menabung 1.340.000
Setelah tagihan kedua lunas, pindah ke tagihan berikutnya. Begitu seterusnya sampai semua hutang ibu lunas..
Pada saat-saat seperti ini, lakukan diet kantong belanja ibu. Memang agak susah awalnya, tetapi jika kita hitung lagi, sebenarnya ada beberapa pos yang bisa kita kurangi, walau hanya 10.000. Stop pengeluaran-pengeluaran keluarga yang dirasa tidak perlu. Kurangi pengeluaran-pengeluaran yang bisa ibu kurangi. Kunci pesawat telepon di rumah ibu, gunakan kartu pra bayar ketimbang paska bayar, jadikan biaya bulanan HP atau Smart Phone menjadi biaya produktif yang menghasilkan, misal jualan online, matikan lampu yang tidak perlu. Buat anggaran setiap bulannya sebelum ibu mengeluarkan uang, sehingga ibu akan tahu kemana saja penghasilan ibu keluar. Rencanakan pengeluaran ibu baik-baik.
Langkah ke dua, untuk anak yang masih kuliah, coba secara bertahap untuk lepas dari ketergantungan 100% kepada ibu. Anggap saja ibu dan anak sedang membuat permainan menyelesaikan hutang, ibu di satu sisi bisa secepatnya melunasi hutang-hutang ibu (karena limit bekerja normal tinggal 5 tahun lagi), sementara anak ibu bisa menyelesaikan kuliahnya secepatnya mungkin dan mendapatkan penghasilan (untuk lebih jelasnya buat anak ibu, silahkan baca artikel saya di ROL dalam tema : Kelola uang jajan mahasiswa).
Langkah ketiga, jika hutang-hutang seperti mobil dan motor adalah hutang konsumtif, coba berfikir untuk bisa menjadikan mobil dan motor tersebut hutang produktif. Misalnya, jika motor tidak digunakan harian, bisa menyewakan kepada tetangga yang lagi butuh uang, untuk menjadi tukang ojek antar anak jemput sekolah. Jika motor tersebut digunakan harian, sabtu-ahadnya, bisa untuk disewakan, dengan cara bagi hasil seperti di atas.
Begitupun dengan mobil, jika dalam waktu 2 tahun ibu bisa prihatin hidupnya, tidak ada salahnya untuk sementara waktu menggunakan alat transportasi lainnya seperti kereta api atau transportasi umum lainnya. Sementara mobil ibu, bisa disewakan. Misal antar jemput anak sekolah, jika kapasitas tempat duduknya cukup banyak. Intinya, segala sesuatu yang sifatnya konsumtif dan menguras kantong, upayakan untuk dijadikan aset produktif.
Jika hobi ibu selama ini lebih banyak mengeluarkan uang, coba renungkan kembali, kira-kira hobi apa yang bisa memasukkan uang ke kantong ibu dan keluarga dan ibu bisa menikmati hidup, sebagai bekal untuk persiapan pensiun yang tinggal 5 tahun lagi.
Selamat Mengelola Uang Bulanan agar Surplus!
Kolom ini diasuh oleh WealthFlow 19 Technology Inc., Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga Motivasi dan Perencana Keuangan Independen berbasis Sosial-Spiritual Komunitas)
SMS 0815 1999 4916