REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) berkolaborasi dengan Istiqlal Halal Center (IHC) menggelar program pelatihan dan pendampingan sertifikasi produk halal untuk 50 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kolaborasi ini bertujuan mendorong peningkatan daya saing UMKM sekaligus memperkuat pertumbuhan ekosistem halal di Indonesia.
Direktur BCA Syariah Pranata menyampaikan, posisi UMKM sebagai tulang punggung perekonomian menjadi landasan penting bagi BCA Syariah untuk mengambil peran aktif dalam peningkatan kapasitas dan daya saing.
Data Kementerian Koperasi dan UMKM mencatat, pada 2025 jumlah UMKM di Indonesia mencapai sekitar 66 juta unit usaha dan berkontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Di sisi lain, kebutuhan produk halal terus meningkat, baik di dalam negeri maupun pasar global.
Karena itu, sertifikasi halal dinilai bukan hanya sebagai bentuk kepatuhan, tetapi juga peluang besar untuk mendukung UMKM agar semakin berkembang.
“Kegiatan ini merupakan salah satu ikhtiar kami dalam memperkuat ekosistem halal di Indonesia, sekaligus membuat UMKM naik kelas dan menjadi bankable. Kami berharap langkah kecil ini bisa membuka jalan yang lebih luas bagi UMKM untuk menembus pasar yang lebih besar, baik nasional maupun global,” ujar Pranata di Kantor BCA Syariah, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (25/9/2025).
Program tersebut selaras dengan target pemerintah menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah dunia dengan fokus pada rantai nilai halal (halal value chain), keuangan syariah, serta literasi halal lifestyle. Diharapkan program ini memberi akses lebih luas bagi UMKM untuk masuk ke ekosistem halal.
Pranata menerangkan, program sertifikasi halal merupakan bagian dari pilar tanggung jawab sosial BCA Syariah Peduli Sejahtera. Puluhan UMKM penerima manfaat mendapatkan pelatihan, konsultasi teknis, serta pendampingan untuk memperoleh sertifikasi halal melalui skema self declare.
Adanya sertifikasi halal diharapkan tidak hanya menjadi label formal, melainkan juga mendorong penerapan standar halal dalam proses produksi sehari-hari.
“Kami percaya bahwa keberhasilan UMKM tidak dapat dicapai hanya dengan upaya sendiri. Diperlukan kolaborasi erat antara pemerintah, lembaga pendidikan, komunitas halal, lembaga keuangan, dan tentunya para pelaku UMKM itu sendiri,” terangnya.
Menurut catatannya, pada Agustus 2025, BCA Syariah mencatat pembiayaan UMKM tumbuh 14 persen hingga Rp922 miliar. Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) juga tumbuh positif 6,8 persen atau mencapai Rp3,3 triliun.
Kepala Bidang Diklat Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) Mulawarman Hanase mengatakan, dalam upaya memajukan ekosistem halal, perlu langkah konkret mendorong industri ekonomi dan keuangan syariah. Memfasilitasi sertifikasi halal merupakan salah satu upaya tersebut.
Ia menjelaskan, kerja sama Masjid Istiqlal dengan BCA Syariah sejalan dengan target pemerintah menjadikan Indonesia sebagai pusat ekosistem halal terbesar di dunia, terutama di industri halal dan keuangan syariah, sebagaimana kerap disuarakan mantan Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin.
“Makanya ditetapkan banyak target, di antaranya target 1 juta sertifikasi halal untuk UMKM di 2025 ini, namanya Sehati ‘Sertifikasi Halal Gratis’. Ini baru 400 ribu jumlahnya,” ujar Mulawarman.
Ia menyebut, jumlah UMKM di Indonesia sekitar 65 juta. Sedangkan yang sudah tersertifikasi halal baru sekitar 400 ribu, sehingga masih diperlukan usaha ekstra untuk mendorongnya.
“Mudah-mudahan dengan keterlibatan UMKM ini (bimbingan BCA Syariah), bisa memberikan kontribusi untuk tercapainya target sertifikasi halal gratis,” tuturnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika