REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengungkapkan rencana besar transformasi Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Tabungan Negara (BTN) menjadi Bank Syariah Nasional (BSN). Langkah ini diyakini akan memperkuat ekosistem keuangan syariah di Indonesia sekaligus menjaga iklim persaingan yang sehat di industri perbankan.
"Bank BTN itu BSN sekarang, Bank Syariah Nasional, ini kata Dirutnya," ujar Erick Thohir saat ditemui Republika di Jakarta, Ahad (10/8/2025).
Erick menjelaskan, keberadaan BSN nantinya akan menjadi pelengkap bagi Bank Syariah Indonesia (BSI) yang sebelumnya lahir dari penggabungan bank syariah milik BNI, BRI, dan Mandiri. Dengan hadirnya BSN, diharapkan meminimalisir praktik pasar yang monopolistik.
"Bank Syariah Nasional ini tentu kita kembali, kita tidak boleh membuat market ini monopolistik. Sehingga kalau ada BSI, sekarang lahir BSN yang saya dengar cukup agresif di pasar, ini kan ada keseimbangan," kata Erick.
Selain menjadi pesaing sehat di pasar, BSN disebut akan memiliki peran strategis dalam mendukung layanan keuangan syariah nasional dan internasional kedepannya. Menurut Erick, keberadaan bank syariah nasional yang baru ini akan menjadi backbone baru bagi pengembangan keuangan syariah Indonesia.
"Nah ini yang saya rasa ini menjadi solusi yang baik untuk payment system dan lain-lain," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, BTN menyampaikan bahwa proses pemisahan atau spin-off unit usaha syariah (UUS) BTN menjadi entitas bank umum syariah (BUS) masih menunggu pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Victoria Syariah (BVIS). RUPS dijadwalkan berlangsung sebelum akhir Agustus 2025.
"Kita berharap bulan Agustus, sebelum akhir bulan, ada RUPSLB Bank Victoria Syariah. Kita lagi nunggu keputusan pemilik, karena kita harus ke pemilik," kata Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, usai menghadiri peluncuran Bale Korpora di Jakarta, Kamis (7/8/2025).