REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank Jago Syariah mencatatkan kinerja positif sepanjang 2024 dengan pertumbuhan signifikan pada jumlah nasabah dan dana pihak ketiga (DPK). Sebagai bagian dari PT Bank Jago Tbk, unit usaha syariah ini semakin menarik minat masyarakat dengan layanan berbasis teknologi yang mudah diakses dan sesuai prinsip syariah.
Hingga akhir 2024, DPK Jago Syariah mencapai Rp 18,8 triliun, tumbuh 56 persen dibandingkan 2023 yang sebesar Rp 12,1 triliun. Salah satu pendorong utama pertumbuhan ini adalah fitur-fitur inovatif seperti kantong (pocket) syariah yang membantu nasabah mengelola keuangan secara lebih fleksibel dan sesuai dengan prinsip syariah.
Secara keseluruhan, Bank Jago juga mencatat kinerja yang kuat dengan jumlah nasabah mencapai 15,3 juta, termasuk 12,1 juta pengguna Aplikasi Jago. Pertumbuhan ini didorong oleh kolaborasi strategis dengan berbagai mitra ekosistem digital seperti GoTo dan platform reksa dana online Bibit.
“Dinamika ekonomi dan politik, baik di dalam negeri maupun global, menjadikan tahun 2024 penuh tantangan. Namun Bank Jago berhasil melewati 2024 dengan pencapaian yang positif dengan mencatatkan pertumbuhan bisnis yang kuat,” kata Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung dikutip Ahad (23/3/2025).
Dari sisi pembiayaan, Bank Jago mencatat pertumbuhan 36 persen dengan total kredit mencapai Rp 17,7 triliun pada 2024, naik dari Rp 13 triliun pada 2023. Jago Syariah juga terus memperkuat penyaluran pembiayaan berbasis bagi hasil yang lebih inklusif. Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) tetap rendah di 0,2 persen, menunjukkan kualitas pembiayaan yang tetap terjaga.
Pertumbuhan bisnis yang sehat turut mendorong peningkatan aset Bank Jago menjadi Rp 28,5 triliun, naik 34 persen dibandingkan 2023 yang sebesar Rp 21,3 triliun. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 44,4 persen, mencerminkan permodalan yang kuat untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan, termasuk penguatan segmen syariah.
Keberlanjutan pertumbuhan ini juga berdampak pada peningkatan profitabilitas. Bank Jago membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp 129 miliar pada 2024, meningkat 78 persen dari Rp 72 miliar pada 2023.
“Pencapaian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan Bank Jago selaras dengan fokus bisnis bank berbasis teknologi yang mengedepankan inovasi dan kolaborasi serta menjaga fundamental dan manajemen risiko yang baik. Dengan terus memperkuat layanan berbasis syariah, kami optimis dapat memperluas jangkauan keuangan inklusif yang lebih luas bagi masyarakat Indonesia,” tutur Arief.