Jumat 27 Dec 2024 15:52 WIB

Mau Indonesia Tumbuh Sampai 8 Persen pada 2028? Sektor Ini Bisa Jadi Penopang

Indonesia dinilai sangat potensial dalam pengembangan industri ekonomi syariah.

Rep: Eva Rianti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Ilustrasi layanan bank syariah.
Foto: Dok Republika
Ilustrasi layanan bank syariah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ekonom Center of Sharia Economic Development Institute for Development of Economics and Finance (CSED Indef) Hakam Naja mengatakan bahwa industri ekonomi syariah menjadi penopang target pertumbuhan ekonomi 8 persen. Indonesia dinilai sangat potensial dalam pengembangan industri ekonomi syariah, meski masih banyak sekali PR yang mesti dilakukan.

“Mestinya dengan penduduk muslim yang 245 juta, atau 87 persen dari total penduduk, ekonomi syariah adalah masa depan Indonesia untuk mencapai 8 persen pada 2028,” kata Naja dalam diskusi publik bertajuk ‘Outlook Ekonomi Syariah 2025: Kontribusi Ekonomi Syariah untuk Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen’ yang digelar secara daring, Jumat (27/12/2024).

Baca Juga

Naja mengungkapkan, mengutip data OIC-CESRIC 2024, IMF, World Economic Outlook Database, April 2024, Indonesia menjadi negara dengan produk domestik bruto (PDB) tertinggi diantara negara-negara OKI. Angkanya yakni 1,371 triliun dolar AS, disusul Turki dengan angka PDB 1,108 triliun dolar AS, dan Saudi Arabia sebanyak 1,068 triliun dolar AS. Sementara itu, Malaysia berada di ranking ke-6 dengan angka PDB 416 triliun dolar AS.

“Kita patut bangga dari 57 negara OKI, Indonesia adalah negara dengan PDB tertinggi. Arab Saudi yang kaya ternyata ranking 3, kenapa? Karena penduduknya sedikit. Jadi kita bangga,” ujar dia.

Naja menerangkan bahwa tantangan perekonomian ke depan sebenarnya tidak mudah. Sebab dinamika perkembangan ekonomi global yang diprediksi melambat akan sangat memengaruhi ekonomi dalam negeri, seperti sentimen ancaman perang dagang AS-China, ketegarangan Ukraina-Rusia, eskalasi geopolitik di Timur Tengah, serta perselisihan Israel-Palestina.

“Ini akan menjadi salah satu tantangan yang tidak ringan ke depan untuk ekonomi kita dengan target yang sangat optimistis, 8 persen,” ujar dia.

Menurut catatannya, total aset perbankan syariah di Indonesia, termasuk BPRS, mencapai hingga Rp 918 triliun. Diperkirakan tahun 2025 angkanya bisa menembus Rp 1.000 triliun. Adapun, persentase pangsa pasar bank syariah Indonesia baru bergerak di angka 7 persenan.

Namun, angka total aset perbankan syariah Indonesia tersebut masih jauh dibandingkan dengan Malaysia yang sebesar Rp 4.226 triliun, atau empat kali lipat, dengan pangsa pasar mencapai 37 persen pada 2024.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement