REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Menteri Keuangan II Malaysia, Datuk Seri Amir Hamzah Azizan, mengungkapkan tantangan sekaligus prospek pengembangan ekonomi Islam di Malaysia. Beliau menekankan pentingnya integrasi antara prinsip-prinsip syariah dan pembangunan ekonomi nasional.
Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim dan budaya yang beragam, Malaysia berhasil menunjukkan bahwa toleransi dan penghormatan antaragama bisa berjalan seiring dengan pertumbuhan ekonomi.
"Malaysia terus menjadi contoh bagaimana penghormatan terhadap perbedaan agama dapat beriringan dengan kemajuan ekonomi." ujarnya dalam acara Islamic Public Finance Role & Optimization di Jakarta, Kamis (3/10/2024).
Amir juga menyoroti transformasi signifikan dalam struktur ekonomi Malaysia selama enam dekade terakhir. Di tahun 2024, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan akan mencapai 4-5 persen, terutama didorong oleh permintaan domestik dan pemulihan sektor ekspor serta manufaktur.
Adapun pendorong majunya ekonomi islam di Malaysia karena adanya kerangka Ekonomi Madani yang diterapkan pemerintah, dengan enam nilai inti yakni keberlanjutan, ihsan, rasa hormat, inovasi, kemakmuran, dan kepercayaan—menjadi landasan utama. Strategi ini mencakup program "Raising the Floor" yang berfokus pada memperkuat ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, serta "Raising the Ceiling" untuk meningkatkan kualitas hidup seluruh rakyat Malaysia.
"Ekosistem keuangan Islam di Malaysia juga telah berkembang pesat sejak berdirinya bank Islam pertama pada tahun 1983, dan kini perbankan Islam telah menyumbang 46 persen dari total pembiayaan bank," ungkap Amir.
Inisiatif seperti myWakaf dan mySalam menjadi contoh bagaimana keuangan Islam berperan dalam mobilisasi sumber daya serta perlindungan kesehatan masyarakat.
Meski demikian, Amir juga menegaskan masih banyak tantangan yang perlu dihadapi.
"Kami harus menyeimbangkan antara kesejahteraan rakyat dengan keberlanjutan fiskal, meningkatkan tata kelola, serta mengatasi tantangan lingkungan. Kami juga perlu mendorong penggunaan solusi keuangan Islam yang lebih beragam," tambahnya.
Dengan strategi yang terus ditingkatkan, Malaysia diharapkan dapat mencapai status negara berpendapatan tinggi, sambil memastikan keadilan dan inklusivitas bagi seluruh warganya. "Kami berkomitmen menciptakan ekosistem yang mendukung keuangan Islam sebagai bagian dari sistem ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," harap Amir.