Rabu 17 Apr 2024 10:00 WIB

Berharap Pundi-Pundi Rupiah dari Wewangian Gaharu

Minyak gaharu merupakan bahan baku pembuatan parfum dan diminati di Timur Tengah.

Kayu Gaharu
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Kayu Gaharu

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG SELOR -- Pria paruh baya itu mengayunkan parang ke pohon gaharu untuk menghasilkan potongan-potongan batang gaharu. Potongan gaharu yang berserakan di bawah pohon kemudian dipungut untuk kemudian dicacah lebih kecil-kecil sebelum disuling untuk menghasilkan minyak gaharu beraroma wangi. 

Pria yang akrab dipanggil Irang Lungu itu telah membudidayakan gaharu sejak tujuh tahun silam. Ia tidak memanen gaharu dengan cara menebang pohon,  melainkan dengan cara diserut atau ditabuk (cacahan kasar). Cara tradisional ini guna mempertahankan agar pohon gaharu dapat dipanen kembali.

Baca Juga

Potongan-potongan batang gaharu digendong dibawa ke tempat pengolahan. Ibu-ibu yang sudah menyambut, siap untuk memotong batang gaharu tersebut  menjadi cacahan kecil-kecil. Mereka kemudian bergotong-royong menyuling cacahan atau totok batang gaharu menjadi minyak di rumah produksi. Rumah produksi itu dikelola Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Gaharu Laban Nyarit, Kecamatan Malinau Selatan, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara.

Totok gaharu merupakan batang gaharu yang tidak memiliki resin. Totok gaharu bisa diolah menjadi minyak atsiri gaharu. Harga totok gaharu lebih murah daripada resin gaharu. Bahan baku ini dibanderol mulai dari Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu per kilogram. 

Untuk dapat mengolah dengan baik, Irang Lungu bersama anggota KUPS Gaharu Laban Nyarit mengikuti pelatihan-pelatihan. Di antaranya Pelatihan Penyulingan Minyak Atsiri Gaharu di Rumah Produksi KUPS Gaharu Laban Nyarit, beberapa waktu lalu.

Kegiatan ini diinisiasi oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas  (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Malinau berkolaborasi dengan Dinas Kehutanan serta Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) WARSI Warsi. Pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari pemberian Bantuan Alat Ekonomi Produktif (BAEP) seperangkat alat suling gaharu oleh  UPTD KPH Malinau. Tujuannya, agar KUPS Gaharu Laban Nyarit mahir mengoperasikan alat tersebut.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement