Kamis 04 Apr 2024 14:20 WIB

BI Sebut Pertumbuhan Ekonomi Syariah di Sulut Baik

BI sinergi dengan berbagai pihak kembangkan ekonomi syariah di Sulut.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Fuji Pratiwi
Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin (tengah), Gubernur Sulut Olly Dondokambey (kanan) dan Jubir Wapres Masduki Baidlowi usai pengukuhan KDEKS Sulut di Kota Manado, Kamis (4/4/2024).
Foto: Republika/Febrian Fachri
Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin (tengah), Gubernur Sulut Olly Dondokambey (kanan) dan Jubir Wapres Masduki Baidlowi usai pengukuhan KDEKS Sulut di Kota Manado, Kamis (4/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara Andry Prasmuko mengatakan, sejalan dengan peningkatan posisi Indonesia sebagai peringkat ketiga setelah Malaysia dan Arab Saudi di Global Islamic Economy Indicator (GIEI) 2023, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Sulut juga memiliki prospek pertumbuhan yang baik. 

Kesadaran terhadap potensi dan prospek produk halal di Sulawesi Utara di antaranya dapat dilihat pada perkembangan jumlah sertifikasi halal yang diajukan para pelaku UMKM. "Pada 2023, telah diterbitkan total 2.193 sertifikat halal atau meningkat tajam dibandingkan 2021–2022 dengan total 178 sertifikat halal," kata Andry, saat pengukuhan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) di Kota Manado, Sulut, Kamis (4/4/2024).

Baca Juga

Andry menjelaskan data sementara per Maret 2024, sebanyak 75 sertifikat halal telah diterbitkan.

Dalam mendukung akselerasi sertifikasi halal ini, Bank Indonesia juga turut memfasilitasi dan bersinergi dengan instansi terkait sebagai upaya mendorong pengembangan UMKM agar memiliki daya saing melalui perluasan pasar. Industri jasa keuangan syariah dan dana sosial syariah juga memainkan peran sentral dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Provinsi Sulawesi Utara.

"Penyaluran pembiayaan di bank umum syariah di Sulawesi Utara terus menunjukkan peningkatan setiap tahunnya," ucap Andry. 

Lalu per Februari 2024, pembiayaan syariah yang disalurkan oleh perbankan di Sulawesi Utara mencapai Rp 1,3 triliun. Meningkat 9,62 persen (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Peningkatan ini menurut Andry didominasi oleh kredit konsumsi non-UMKM seiring dengan meningkatnya ketertarikan masyarakat pada instrumen keuangan syariah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement