Selasa 12 Dec 2023 21:03 WIB

Menengok Pasar Peninggalan Kolonial Belanda di Oro-Oro Dowo Kota Malang

Nuansa dan motif Belanda masih terlihat di bagian depan pasar.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Friska Yolandha
Pasar Oro-Oro Dowo di Kota Malang masih menyisakan bangunan peninggalan kolonial Belanda.
Foto: Republika/Wilda Fizriyani 
Pasar Oro-Oro Dowo di Kota Malang masih menyisakan bangunan peninggalan kolonial Belanda.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kota Malang diketahui banyak menyisakan bangunan peninggalan kolonial Belanda. Salah satunya adalah Pasar Rakyat Oro-Oro Dowo yang berada di Jalan Guntur, Kecamatan Klojen, Kota Malang.

Pengelola Pasar Oro-Oro Dowo, Lukman Hudori mengungkapkan, gedung Pasar Oro-Oro Dowo telah berdiri sejak zaman Belanda sekitar 1930an. "Berdiri tepat sebelum Indonesia merdeka," kata Lukman saat ditemui Republika.co.id di Pasar Oro-Oro Dowo, Kota Malang, Selasa (12/12/2023). 

Baca Juga

Menurut Lukman, nuansa dan motif Belanda masih terlihat di bagian depan pasar. Setidaknya nuansa tersebut masih terisa sekitar 30 hingga 40 persen di bangunan pasar. Hal ini terutama di bagian tembok dan pintu kayu area depan pasar.

Di sisi lain, juga diketahui bahwa terdapat bagian yang sudah direnovasi dari bangunan peninggalan kolonial tersebut. Satu di antaranya bagian lantai yang telah direnovasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, beberapa tahun lalu.

Untuk diketahui, Pasar Rakyat Oro-oro Dowo di Kota Malang menjadi satu-satunya pasar di Jawa Timur yang mendapat sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) pasar rakyat dari Badan Standardisasi Nasional (BSN). Itu artinya pasar tersebut telah ditetapkan sebagai percontohan untuk pasar-pasar lain. Sebab itu, kebersihan, keamanan serta kenyamanan di pasar tersebut sangat diutamakan.

Guna menjaga pasar, pihaknya acap menekankan agar para pedagang dan pembeli menjaga kebersihan dengan baik. "Jangankan corat-coret, tulis satu kata gini saja tidak boleh itu semua di lingkungan Oro-Oro Dowo," jelasnya.

Sebagai informasi, Pasar Oro-Oro Dowo memiliki luas sekitar 3.407 meter persegi. Pasar ini berdasarkan catatan https://siskaperbapo.jatimprov.go.id/profilpasar/detail/48 memiliki 71 unit kios dan 181 unit los.

Pasar yang menampung 18 pedagang ini banyak menyediakan komoditas yang diperdagangkan seperti kelontong/peracangan, sembako, makanan/minuman, perlengkapan rumah tangga, ikan, daging, sayur - mayur, buah dan lain-lain.

Pasar Oro-Oro Dowo juga menyediakan berbagai fasilitas umum seperti mushola (tersedia kelengkapan alat sholat, tempat wudhu dan toilet) dan area loading. Kemudian juga terdapat pos keamanan, CCTV, pos ukur ulang, klinik kesehatan, ruang laktasi, jalur disabilitas dan toilet disabilitas, serta penerangan informasi (papan pengumuman dan megaphone). Ada pula saluran pembuangan, tong sampah dan TPS, MCK, air PDAM, Apar, hydrant, area parkir serta penitipan kendaraan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement