Ahad 11 Jun 2023 20:47 WIB

Program Global Pinjaman Pendidikan Tanpa Bunga Akad Qardh Diluncurkan di Indonesia 

Yayasan Education Aid International (EAI) bermitra dengan tiga partner lokal.

Pendidikan dapat diraih kini dengan pinjaman tanpa bunga atau margin
Foto: republika/mardiah
Pendidikan dapat diraih kini dengan pinjaman tanpa bunga atau margin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Education Aid International (EAI) bermitra dengan tiga partner lokal untuk menyalurkan pinjam pendidikan tanpa margin atau bunga dengan akad Qardh kepada mahasiswa yang hendak menamatkan jenjang pendidikan S1 hingga S3. Tiga partner lokal terpilih merupakan Rumah Zakat, BPRS HIK Parahyangan, dan KSPPS Aminul Ummah. 

CEO Yayasan EAI Tri Mukhlison Anugrah mengatakan dipilihnya ketiga partner karena kesamaan visi, misi dan komitmen dalam memberdayakan komunitas lewat pembiayaan pendidikan. Mereka juga dipilih karena memiliki ekosistem yang mendukung, rekam jejak yang baik serta aspek keuangan yang sehat. 

“Mengapa education loan, bukan beasiswa? Beasiswa di satu sisi memberikan kemudahan kepada mahasiswa, namun jumlahnya terbatas dan hanya sebagian mahasiwa yang akan menerimanya. Sedangkan pinjaman untuk pendidikan di satu sisi memang mewajibkan mahasiwa untuk mengembalikan," katanya dalam keterangan pers, Ahad (10/6/2023). 

Menurutnya, program ini melatih mahasiswa untuk memiliki kemandirian untuk melanjutkan ke pendidikan universitas. Apalagi pinjaman ini bersifat tidak ada margin atau bunga. 

"Dengan program ini diharapkan dapat menjangkau mahasiswa sebanyak-banyaknya dan dana education loan ini akan terus berputar memberi manfaat sampai generasi mendatang. InshaAllah," katanya.

Untuk menyediakan akses pembiayaan pendidikan yang terjangkau ke lebih banyak mahasiswa, Yayasan EAI ingin menggandeng lebih dari 20 mitra lokal di 10 negara. Yayasan EAI ingin mencapai visinya yaitu memimpin pemberdayaan pendidikan melalui pembiayaan pendidikan berbasis Qardh.

Yayasan juga masih mencari beberapa partner potensial lainnya untuk diajak menyalurkan pinjaman pendidikan.

"Jadi model bisnisnya itu, kami mencari partner untuk menyalurkan education loan tanpa bunga, kemudian partner tersebut yang menyeleksi mahasiswa penerima education loan, melakukan pembayaran langsung ke universitas hingga menagihkan ke mahasiswa. EAI juga menyediakan Eduloan Management System untuk mendukung program ini,” kata dia.

Adapun alur education loan ke mahasiwa dimulai dari registrasi, wawancara, penandatangan kontrak, pencairan dan pelunasan. EAI menyediakan education loan lewat partner lokal terpilih. Kemudian mahasiswa melakukan pendaftaran lewat partner lokal. 

Setelah lamaran diterima, partner lokal lalu melakukan pembayaran langsung ke akun universitas. Mahasiswa mulai membayarkan cicilan ke partner lokal, 30 hari setelahnya. 

Setelah perjanjian jatuh tempo, lokal partner mengembalikan education loan tersebut secara penuh ke Yayasan EAI. Adapun jangka waktu education loan yang diberikan ke mahasiwa berkisar antara 2-3 tahun.

Yayasan EAI didukung oleh Nama Foundation yang berpusat di Kuala Lumpur yang memiliki fokus dalam memperdayakan masyarakat melalui sektor pendidikan, penguatan lembaga sosial, dengan fokus pada pembangunan anak muda dan relawan. Program education loan EAI diluncurkan pada Sabtu (9/6/2023) dalam acara Nama Foundation Town Hall Meeting yang diselenggarakan di Hotel RA Suite Simatupang, Jakarta Selatan. 

Yayasan EAI memiliki misi untuk mendukung kesetaraan akses ke pendidikan yang lebih tinggi dengan menyediakan solusi pembiayaan pendidikan tanpa bunga atau margin dan mudah diakses lewat kolaborasi bersama mitra lokal.

Cikal bakal program tersebut dimulai dari pilot project pada 2012 di Kenya yang disalurkan ke 20 mahasiswa dan terus tumbuh menjangkau lebih dari 2.000 mahasiswa di tahun 2023. Tahun 2018 NAMA memperluas program ini ke Tanzania, Kyrgyzstan dan Indonesia dan pada 2022 telah memberikan education loan kepada lebih dari 2.700 mahasiswa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement