Ahad 21 May 2023 06:51 WIB

Saat Coldplay Bersinggungan dengan Dunia Arab

Album Coldplay 'Everyday Life' mengusung konsep Arab.

Album Coldplay 'Everyday Life' mengusung konsep Arab.
Foto: www.wikimedia.com
Album Coldplay 'Everyday Life' mengusung konsep Arab.

Oleh : Esthi Maharani, Jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, Pada November 2019, grup musik asal Inggris Coldplay merilis album berjudul 'Everyday Life'. Album studio ke delapan Coldplay sejak berkarier di 1996 ini berbeda dari album kebanyakan. Dalam satu album terdapat dua bagian, pada disc pertama diberi nama Sunrise dan disc kedua diberi nama Sunset. Namun, yang paling mencolok terobosan tak terduga Coldplay yang mengusung konsep Arab dalam album tersebut.

Hal itu bisa dilihat pada cover album yang juga bertuliskan Bahasa Arab, Alhayatul yaumiyah (Everyday Life), serta video lirik yang dibubuhi dengan tulisan Arab lain, 'Salam wa Hub,' atau damai dan cinta. Tak hanya cover album, band beranggotakan Chris Martin (vokalis), Jonny Buckland (gitaris), Guy Berryman (bassist), dan Will Champion (drummer) ini juga menyisipkan lagu dengan judul bernuansa dan ditulis dalam huruf Arab yaitu “بنی آدم” (Children of Adam/Bani Adam).

Baca Juga

Lagu ini berbentuk instrumental, dan pada bagian tengah menuju akhir, Coldplay menyelipkan sebuah syair dalam bahasa Persia. Lagu tersebut ditulis berdasarkan puisi karya penyair Iran Saadi Shirazi yakni seorang sufi, pengembara, dan penyair Muslim asal Persia dari abad ke-13. Sa’di dikenal dunia melalui dua karya besarnya yang berjudul Bustan (Kebun Buah) tahun 1257 dan Gulistan (Taman Mawar) tahun 1258. Di antara karya-karyanya, ada satu yang paling dikenal oleh dunia, yaitu Bani Adam.

Syair tersebut menghiasi pintu masuk ke aula di gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat sebagai sebuah pesan perdamaian. Syair tersebut sempat dikutip oleh Presiden Amerika Serikat ke-44, Barack Obama ketika mengucapkan selamat tahun baru Persia (Nowruz) kepada pemimpin dan masyarakat Iran pada 20 Maret 2009.

Berikut ini adalah bunyi lengkap syair Sa’di yang terpampang di gedung PBB:

“Anak-anak Adam adalah bagian tubuh satu sama lain,

yang telah diciptakan dari satu esensi.

Ketika malapetaka menimpa satu bagian tubuh,

bagian tubuh yang lain turut merasakannya.

Jika engkau tidak bersimpati dengan penderitaan orang lain,

engkau tidak layak disebut manusia.”

Syair inilah yang dikutip oleh Coldplay di dalam lagunya “بنی آدم” (Children of Adam/Bani Adam). Selain Bani Adam, pada album ‘Everyday Life’, Coldplay juga membuat lagu-lagu lain dengan judul yang disisipkan bahasa Arab seperti, seperti Orphans/Yatim dan Everyday Life/Alhayatul Yaumiyah, yang juga menjadi judul album. Selain itu, hampir pada semua video lirik di dalam album ini, Coldplay mencantumkan kata Salam wa Hub yang artinya adalah “damai dan cinta”.

Dalam lagu Orphans, Coldplay bahkan mengangkat sepenggal cerita tentang perang Suriah. Lagunya berkisah tentang seorang gadis bernama Rosaleem yang menjadi yatim karena ayahnya meninggal dunia saat bom meluluhlantakkan kota Damaskus, Suriah pada tahun 2018. Coldplay menggambarkan bahwa peperangan dapat menewaskan dan merugikan ribuan orang tak bersalah. Selain itu, korban perang, terutama anak-anak merindukan kedamaian dan kehidupan normal sehingga bisa berkumpul bersama teman dan keluarga.

Berikut sepenggal liriknya

Rosaleem of the Damascene

Yes, she had eyes like the moon

Would have been on the silver screen

But for the missile monsoon

She went, woo woo, woo woo oo-oo-oo

Indigo up in heaven today

Woo woo, woo woo oo-oo-oo

With bombs going boom ba-boom-boom

She say

Tak hanya nuansa Arab yang kental dalam lagu-lagunya atau kisah perang yang disisipkan dalam syair, Coldplay bahkan menggelar konser live di Amman, ibu kota Yordania pada 21-22 November 2019. Coldplay memilih situs bersejarah Amman Citadel sebagai saksi perjalanan karier mereka sekaligus lokasi perilisan album ‘Everyday Life’. Amman Citadel sendiri merupakan bangunan bersejarah di pusat Kota Amman, Yordania yang di bangun sejak zaman Neolitikum. Coldplay beranggapan bahwa tempat tersebut memiliki nilai-nilai seni dan budaya yang kental.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement