Jumat 12 May 2023 17:38 WIB

Saham Energi Nyungsep, IHSG Ditutup Terpangkas 0,71 Persen

IHSG berakhir di level 6.707,76 atau terkoreksi sebesar 0,71 persen.

Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (9/9/2022). IHSG berakhir di level 6.707,76 atau terkoreksi sebesar 0,71 persen.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (9/9/2022). IHSG berakhir di level 6.707,76 atau terkoreksi sebesar 0,71 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona negatif sepanjang perdagangan akhir pekan ini, Jumat (12/5/2023). IHSG berakhir di level 6.707,76 atau terkoreksi sebesar 0,71 persen.  

"Indeks saham di Asia sore ini mayoritas ditutup turun setelah pelemahan data ekonomi di AS dan China memicu kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi global," kata Phillip Sekuritas Indonesia. 

Pemulihan ekonomi China tampak mulai kehabisan tenaga dengan penyaluran kredit baru perbankan turun tajam pada April. Inflasi (CPI) naik dengan laju paling lambat dalam lebih dari dua tahun dan impor secara tak terduga mengalami kontraksi.

Kondisi tersebut pun memberi tekanan pada harga berbagai komoditas mulai dari tembaga, biji besi, hingga minyak mentah. Sementara itu, perilisan data ekonomi AS semalam memperlihatkan jumlah penerima pertama kali tunjangan pengangguran minggu lalu naik ke level tertinggi.

"Semua data ini memberi indikasi awal akan adanya pelemahan drastis secara tiba-tiba pada ekonomi AS," jelas Phillip Sekuritas.

Namun demikian, berbagai data ekonomi AS terkini telah memperbesar ekspektasi bahwa bank sentral AS, Federal Reserve, sudah hampir pasti akan menahan kenaikan suku bunga acuan di bulan Juni. Bursa berjangka tetap memperhitungkan pemangkasan suku bunga 78 bps hingga akhir tahun ini.

Ketidakpastian seputar penambahan plafon utang Pemerintah AS juga masih terus berlanjut. Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memberi peringatan bahwa gagal bayar oleh Pemerintah AS akan berdampak serius pada ekonomi AS.

Sepanjang hari ini, jumlah saham yang ditransaksikan mencapai 24,51 miliar lembar dengan total nilai sebesar Rp 9,36 triliun. Total kapitalisasi pasar tercatat menjadi Rp 9.552,26 triliun. Sebanyak 234 saham mengalami penguatan dan 292 saham tercatat menurun.

Sektor yang menjadi penekan antara lain Basic Industrial, Energi dan Infrastruktur. Sejumlah saham yang menjadi pemberat antara lain EDGE terpangkas 3,16 persen, BYAN dan GGRM kompak terkoreksi lebih dari dua persen. Kemudian ITMG anjlok 1,59 persen dan DCII melemah 0,70 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement