Rabu 15 Mar 2023 23:34 WIB

Kemenkop UKM: Indonesia Cetak Satu Juta Pengusaha Muda di 2024

Tantangan bagi pelaku UMKM di dalam negeri supaya ada peningkatan kualitas produk

MenKopUKM Teten Masduki selepas bertemu dengan Kepala PPATK di Jakarta, Rabu (15/2/2023). Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menggandeng Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk melakukan join audit guna mengantisipasi dugaan praktik pencucian uang yang dilakukan di koperasi.
Foto: Kemenkop UKM
MenKopUKM Teten Masduki selepas bertemu dengan Kepala PPATK di Jakarta, Rabu (15/2/2023). Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menggandeng Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk melakukan join audit guna mengantisipasi dugaan praktik pencucian uang yang dilakukan di koperasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) ingin mencetak satu juta pengusaha muda mapan hingga akhir tahun 2024.

"Penciptaan pengusaha muda mapan dengan bekerja sama sejumlah inkubator bisnis di berbagai perguruan tinggi. Pengusaha-pengusaha baru dari kalangan anak-anak muda khususnya para mahasiswa," kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (15/3/2023).

Baca Juga

"Untuk saat ini, yang kami sasar adalah para pengusaha dari kalangan perguruan tinggi. Kami bekerja sama dengan inkubator bisnis pada sejumlah kampus," kata Teten.

Teten menjelaskan, salah satu kerja sama yang dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM tersebut adalah dengan Universitas Merdeka Malang. Pemerintah ingin menyiapkan para pelaku UMKM yang mempunyai bisnis model inovatif dan memiliki produk kompetitif.

 

Menurutnya, kerja sama dengan inkubator bisnis pada kampus-kampus yang ada di Indonesia tersebut, akan menjaring para mahasiswa yang sudah memiliki usaha dan ide inovatif untuk memulai bisnis.

"Kami bekerja sama dengan inkubator di kampus untuk menyiapkan mahasiswa yang sudah mulai punya usaha dan punya ide untuk berbisnis," katanya.

Ia menambahkan, para mahasiswa yang sudah mulai memiliki usaha tersebut akan diberikan pendampingan oleh Kementerian Koperasi dan UKM untuk mengembangkan potensi bisnis yang ada, termasuk hingga pengurusan izin usaha.

Kemudian, lanjutnya, selain memberikan pendampingan untuk mengembangkan potensi tersebut, pemerintah juga akan membuka akses pembiayaan termasuk juga memberikan peluang untuk perluasan akses pasar.

"Dengan cara ini kita bisa menyiapkan pelaku UMKM baru yang punya bisnis model inovatif, dan produknya juga kompetitif. Supaya ada evolusi di UMKM kita," ujarnya.

Menurutnya, para pelaku UMKM yang ada saat ini harus mampu memproduksi produk inovatif agar mampu bersaing dengan barang-barang yang berasal dari luar negeri, mengingat saat ini pada sektor e-commerce masih didominasi produk buatan asing.

"Ini tantangan bagi pelaku UMKM di dalam negeri supaya ada peningkatan kualitas produk," katanya.

Ia menilai, saat ini banyak ide-ide bisnis yang cukup bagus yang digagas oleh para calon pengusaha muda di dalam negeri. Namun, diakuinya memang masih ada sejumlah tantangan seperti akses pembiayaan untuk pengembangan bisnis dan kapasitasnya.

"Saya kira banyak yang tinggal mengembangkan bisnisnya, tetapi ada juga yang produknya kurang inovatif jadi pasarnya masih kecil. Ini perlu diarahkan untuk membidik produk yang pasarnya cukup luas dan kuat," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement