Rabu 15 Mar 2023 14:52 WIB

Bahlil Bicara Dampak Penutupan SVB Kepada Investasi ke Indonesia

Beberapa perbankan dengan pola bisnis serupa SVB berpotensi mengalami hal yang sama.

Tangkapan layar Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil  Lahadalia menjelaskan mengenai arah dan kebijakan investasi di Indonesia serta daya tariknya dalam webinar Indef, Rabu (8/2/2023).
Foto: dok Republika
Tangkapan layar Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan mengenai arah dan kebijakan investasi di Indonesia serta daya tariknya dalam webinar Indef, Rabu (8/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan masih mengkaji dampak penutupan Silicon Valley Bank (SVB) oleh Regulator Perbankan Califormia kepada arus investasi ke Indonesia.

"Sedikit banyak ada dampaknya, tapi seberapa dalam, itu masih kita lihat," kata Bahlil dalam Fortune Indonesia Summit 2023 di Jakarta, Rabu (15/3/2023).

Baca Juga

Ia memandang dalam perkembangannya, beberapa perbankan dengan pola bisnis serupa SVB berpotensi mengalami hal yang sama. Sehingga ia akan terus melakukan kajian terkait dampak penutupan SVB.

"Sekarang kami sedang memetakan dampaknya terutama kepada start up di Indonesia," ucapnya.

Meskipun demikian, ia optimistis investasi yang masuk ke Indonesia akan tetap tumbuh di 2023 karena investor masih menganggap stabilitas perekonomian Indonesia terjaga dengan regulasi dan insentif yang mendukung investor.

Ia mencontohkan pemerintah menerbitkan Undang-Undang Cipta Kerja yang mempermudah izin berusaha dan investasi guna menarik lebih banyak investor.

"Dengan Undang-Undang Cipta Kerja, perizinan dilakukan melalui Online Single Submission, yang juga membuat ongkos pelaku usaha melakukan investasi lebih murah," katanya.

Selain itu, harga bahan baku dan ongkos logistik di Indonesia juga lebih murah dari negara-negara lain menjadi salah satu alasan yang membuat investor tetap tertarik untuk berinvestasi di Indonesia.

"Kita juga memberikan jaminan yang bersifat jangka panjang kepada investor sehingga mereka tidak enggan masuk ke Indonesia, misalnya melalui tax holiday yang bisa sampai 20 tahun lain. Ini lebih baik dibanding negara lain," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement