Ahad 19 Feb 2023 03:20 WIB

Tantangan Era Digital, Wamenaker: Santri Harus Adaptif

Pondok pesantren berperan dalam mencetak generasi emas.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
Sejumlah peserta bersiap memakai sarung saat mengikuti Jalan Sehat Sarungan di Salatiga, Jawa Tengah, Sabtu (4/2/2023). Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Afriansyah Noor mengatakan, pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan berperan dalam mencetak generasi emas yang akan meneruskan perjuangan bangsa.
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Sejumlah peserta bersiap memakai sarung saat mengikuti Jalan Sehat Sarungan di Salatiga, Jawa Tengah, Sabtu (4/2/2023). Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Afriansyah Noor mengatakan, pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan berperan dalam mencetak generasi emas yang akan meneruskan perjuangan bangsa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Afriansyah Noor mengatakan, pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan berperan dalam mencetak generasi emas yang akan meneruskan perjuangan bangsa.

"Pondok pesantren dapat menjadi tempat penggemblengan diri bagi santri dan santriwati untuk terus mengembangkan potensinya secara adaptif dan inovatif," kata Wamenaker Afriansyah Noor ketika menjadi pembicara pada Seminar Nasional Membangun Membangun Santri Milenial Dalam Dunia Kerja di Era Digitalisasi di Pondok Pesantren Riyadul Falah Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (18/2/2023).

Baca Juga

Afriansyah menjelaskan, selain pondok pesantren, ada banyak institusi yang dapat menjadi sarana dan prasarana bagi santri/santriwati untuk menambah kompetensi. Hal itu seperti Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) milik Kemnaker yang menyelenggarakan pelatihan vokasi.

Pelatihan vokasi ini lanjut Afriansyah memiliki beberapa keunggulan, meliputi durasi pelatihan yang relatif singkat, input peserta yang tidak terbatas usia tertentu, inklusif atau berlaku untuk semua kalangan, berorientasi pada penempatan kerja, kewirausahaan, dan peningkatan produktivitas, fleksibilitas program pelatihan terhadap perubahan dunia kerja, serta program pelatihan yang berkaitan langsung terhadap kompetensi yang dibutuhkan.

"Para santri/santriwati yang telah menyelesaikan pendidikan di pesantren bisa memanfaatkan BPVP atau BLK UPTD untuk memperkaya kompetensinya termasuk kompetensi digital," tuturnya.

Ia menambahkan, salah satu program unggulan dari Kemnaker adalah Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK). Program yang ada di BLKK merupakan upaya pemerintah untuk mengakselerasi peningkatan kompetensi SDM Indonesia.

"BLKK selain sebagai lembaga pelatihan, saat ini juga didorong agar dapat mengembangkan inkubator bisnis," ucap Afriansyah.

Dia berharap para santri mampu menjadi pribadi yang sukses, tangguh, kompeten, dan berdaya saing dalam menyukseskan cita-cita bangsa yaitu masyarakat adil dan makmur.

"Janganlah lelah dan berputus asa, mari bersama kita maksimalkan peran kita dalam menghadapi tantangan dunia kerja di era digital dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement