Sabtu 25 Dec 2021 23:04 WIB

Beta Saham: Pengertian, Rumus Hingga Daftar Emiten dengan Angka Beta

Biar lebih paham berinvestasi saham, berikut ulasan beta saham, mulai dari pengertian, cara menghitungnya hingga daftar emiten dengan masing-masing beta saham.

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Beta Saham: Pengertian, Rumus Hingga Daftar Emiten dengan Angka Beta
Beta Saham: Pengertian, Rumus Hingga Daftar Emiten dengan Angka Beta

Saham menjadi salah satu instrumen investasi yang sekarang ini digandrungi banyak orang. Hampir di semua kalangan, baik dewasa, anak muda, pebisnis, karyawan hingga mahasiswa sekalipun mencoba bermain saham.

Bagaimana tidak, saham memiliki potensi imbal hasil yang lumayan tinggi dan relatif cepat. Selain itu, transaksi di investasi saham juga semakin mudah. Dengan membeli lembaran saham dari suatu perusahaan atau emiten yang memiliki hasil laporan baik, investor bisa berhasil meraup keuntungan yang jumlahnya besar.

Memang bermain saham terlihat mudah, setor modal kemudian bisa untung kemudian. Akan tetapi pada kenyataannya tak semudah membalikan telapak tangan. Seorang investor harus memahami berbagai hal mengenai saham. Jika salah langkah, maka investasi bukannya untung malah buntung alias rugi.

Bagi kamu yang ingin meraup untung di saham, memperhatian beta saham tak kalah penting. Namun, pastinya belum semua investor pemula mengetahui apa itu beta saham.

Agar kamu lebih paham dalam berinvestasi saham, berikut beberapa ulasan mengenai beta saham, mulai dari pengertian, hingga cara menghitungnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber.

 

Apa Itu Beta Saham?

Beta Saham

Beta Saham

Semakin kamu memahami hal-hal terkait investasi saham, maka kamu bisa menjalankan saham dengan maksimal. Jangan langsung membeli saham dari suatu emiten, tapi sebagai seorang investor khususnya pemula harus melihat angkat beta saham terlebih dahulu.

Beta saham adalah indikator untuk mengukur sensitivitas suatu saham terhadap pergerakan pasar secara keseluruhan atau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Beta ini bukan hanya untuk mengukur pergerakan harga pada saham saja, akan tetapi beta juga digunakan pada instrumen investasi reksadana.

Dengan mengetahui beta saham maka kamu bisa mendapatkan manfaat lain, yaitu menjadi tolak ukur rasio saham sehingga bisa memperbaiki ukuran risiko dalam portofolio kamu. Selain itu, beta saham ini juga bisa mengarahkanmu dalam mengetahui pergerakan harga saham secara histori.

Jenis Saham Berdasarkan Beta

Beta saham menggunakan simbol β dan memiliki angka beta 1 sebagai patokan, sehingga pergerakannya sama dengan IHSG. Nilai beta ini digunakan sebagai indikator risiko dalam bursa.

Jika pada suatu aset nilai naik turunnya besar maka risikonya juga ikut besar. Sementara, angkat beta saham kurang dari 1, maka fluktuasi pergerakan harga saham lebih rendah dari IHSG.

Adapun tiga jenis saham yang diukur berdasarkan beta yang dikutip dari investbro.id , antara lain:

1. Saham Beta Kurang dari 1

Perusahaan yang memiliki beta kurang dari satu, maka sensitivitas harga saham lebih kecil dari IHSG. Suatu saham memiliki angka beta 0,5 dan IHSGnya naik 1%, maka saham tersebut diperkirakan akan naik 0,5% saja. Sebaliknya, jika IHSG turun 2%, harga saham juga ikut turun 1%.

2. Saham Beta Diatas 1

Saham yang angka beta diatas satu, memiliki volatilitas harga di atas pasar. Contohnya, saham dengan nilai beta 1,5 dan IHSG pada saat itu naik 4%, maka harga saham meningkat 6%.

3. Beta Saham Negatif

Saham perusahaan juga ada yang memiliki angkat betanya negative (minus). Perusahaan dengan beta dibawah nol ini memiliki kebalikan dari jenis saham lainnya. Apabila IHSG melandai, artinya saham justru akan mengalami kenaikan.

Baca Juga: Portofolio Saham dan Tips Menyusunnya Agar Investasi Maksimal

Rumus Beta Saham

Beta Saham

Beta Saham

Pastinya, investor saham pemula masih bingung bagaimana cara mengetahui beta saham? Untuk mengetahuinya, kamu bisa menghitung dengan menggunakan return saham (variable dependen) dan return pasar (variable invependen). Berikut rumusnya:

Beta saham = kovarian (return asset, return market) / varian (return market)

Selain itu, kamu juga bisa menghitung beta saham ini menggunakan cara sederhana berikut:

1. Menemukan Tingkat Risk Free Rate

Tingkat risk free rate ini disebut juga dengan suku bunga bebas risiko. Umumnya, investasi saham yang memiliki suku bunga bebas risiko ini yang sudah dijamin pemerintah dengan undang-undang.

2. Imbal Saham

Menghitung beta saham dengan imbal hasil saham ini dari tingkat persentase keuntungan pada periode tahunan. Rumusnya:

Imbal hasil saham = (harga saham periode x+1-harga saham periode x) / harga saham periode x.

3. Imbal Pasar

Sementara, perhitungan beta dengan imbal pasar diperoleh dari tingkat persentase keutnungan seluruh saham dalam waktu tahunan. Rumusnya:

Return IHSG Periode x = (Harga IHSG Periode x+1-harga IHSG periode n) : harga IHSG Periode x*100.

Baca Juga: Investasi Saham Syariah, Alhamdulillah Menguntungkan dan Halalan Toyyiban

Daftar Emiten Beta Saham

Selain menggunakan rumus, kamu juga bisa mengetahui beta saham secara instan. Alias, kamu bisa mendapatkan informasi beta saham di berbagai website, mulai dari Yahoo Finance, Refinitiv Reuters, Pefindo Beta Stock, dan lain. Angka beta yang dipergunakan pelaku pasar biasanya angka yang telah disesuaikan (adjusted beta).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Pefindo Beta Stock, per 2 Desember 2021 berikut beberapa emiten dengan berbagai tingkat beta saham, antara lain:

Nama Perusahaan

Beta

KAEF (Kimia Farma Tbk.)

0.599

ICBP (Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.)

0.616

MIKA (Mitra Keluarga Karyasehat Tbk.)

0.686

UNVR (Unilever Indonesia Tbk.)

0.718

INDF (Indofood Sukses Makmur Tbk.)

0.753

TOWR (Sarana Menara Nusantara Tbk.)

0.844

ACES (Ace Hardware Indonesia Tbk.)

0,876

MDKA (Merdeka Copper Gold Tbk.)

0.891

KLBF (Kalbe Farma Tbk.)

0.918

GGRM (Gudang Garam Tbk.)

0,931

ASJT (Asuransi Jasa Tania Tbk.)

0,945

TLKM (Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.)

0.950

HMSP (H.M. Sampoerna Tbk.)

0.962

BBCA (Bank Central Asia Tbk.)

0,968

TPIA (Chandra Asri Petrochemical Tbk.)

0.979

UNTR (United Tractors Tbk.)

0.982

TBIG (Tower Bersama Infrastructure Tbk.)

1.055

ADRO (Adaro Energy Tbk.)

1,104

PTBA (Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.)

1.105

INTP (Indocement Tunggal Prakasa Tbk.)

1.140

CPIN (Charoen Pokphand Indonesia Tbk.)

1,147

EXCL (XL Axiata Tbk.)

1.256

JSMR (Jasa Marga (Persero) Tbk.)

1.271

SMGR (Semen Indonesia (Persero) Tbk.)

1.271

AKRA (AKR Corporindo Tbk.)

1,286

JPFA (Japfa Comfeed Indonesia Tbk.)

1.307

ASII (Astra International Tbk.)

1,315

MNCN (Media Nusantara Citra Tbk.)

1.341

BSDE (Bumi Serpong Damai Tbk.)

1,342

INCO (Vale Indonesia Tbk.)

1,345

BMRI (Bank Mandiri (Persero) Tbk.)

1,368

BBRI (Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.)

1,403

BRPT (Barito Pacific Tbk.)

1,424

ITMG (Indo Tambangraya Megah Tbk.)

1.427

PWON (Pakuwon Jati Tbk.)

1.432

AALI (Astra Agro Lestari Tbk.)

1,447

SMRA (Summarecon Agung Tbk.)

1.559

MEDC (Medco Energi International Tbk.)

1.577

ERAA (Erajaya Swasembada Tbk.)

1,601

GIAA (Garuda Indonesia (Persero) Tbk.)

1,614

BBNI (Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.)

1,628

INKP (Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.)

1.634

ANTM (Aneka Tambang (Persero) Tbk.)

1,670

BBTN (Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.)

1,719

WIKA (Wijaya Karya (Persero) Tbk.)

1.765

TINS (Timah (Persero) Tbk.)

1.785

PGAS (PT Perusahaan Gas Negara Tbk.)

1.861

TKIM (Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.)

1.888

BBKP (Bank Bukopin Tbk.)

1,966

ACST (Acset Indonusa Tbk.)

2,028

ADHI (Adhi Karya (Persero) Tbk.)

2,061

WSKT (Waskita Karya (Persero) Tbk.)

2,068

PTPP (PP (Persero) Tbk.)

2.083

AGRO (Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk.)

2,222

Pilih Emiten dengan Beta Saham Sesuai Kemampuan

Jangan terburu-buru dalam membeli saham. Jika kamu ingin berinvestasi dengan maksimal agar mendapatkan hasil untung yang lumayan besar, tak ada salahnya menganalisa saham terlebih dahulu, yaitu dengan mengukur beta saham. Setelah itu, barulah kamu memilih emiten dengan beta saham yang sesuai kemampuan. Hindari emiten yang memiliki beta saham tinggi, jika IHSG mengalami penurunan.

Baca Juga: Investasi Saham: 5 Cara Menghitung Pendapatan Investasi Biar Cuan Maksimal

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement