Jumat 19 Nov 2021 06:24 WIB

ROE Saham: Pengertian dan Cara Menghitungnya

Return on equity atau ROE saham adalah tingkat pengembalian investasi saham

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
ROE Saham: Pengertian dan Cara Menghitungnya
ROE Saham: Pengertian dan Cara Menghitungnya

Return on equity atau ROE saham adalah salah satu jenis return dalam investasi saham. Semakin tinggi ROE dalam saham perusahaan, maka semakin baik.  

Sejatinya, dalam investasi mengenal tiga jenis return. Selain ROE, ada return on investment (ROI) dan return on asset (ROA).

Dari ketiga jenis return tersebut, investor lebih tertarik dengan return on equity karena merupakan keuntungan bersih setelah dikurangi pajak dan pengeluaran lain.  

Untuk pembahasan kali ini, artikel akan fokus mengulas ROE saham. Arti ROE dalam saham dan cara menghitungnya.

Baca Juga: Saham Blue Chip: Pengertian, Ciri-ciri, dan Daftarnya

 

Apa Itu ROE Saham?

ROE Saham

ROE Saham

ROE saham adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari penggunaan modal. ROE saham juga dapat diartikan tingkat pengembalian investasi saham dan dinyatakan dalam persentase.

ROE dapat menunjukkan berapa keuntungan bersih yang dihasilkan perusahaan dari setiap rupiah yang diinvestasikan investor atau pemegang saham.

ROE dalam saham dijadikan salah satu indikator menilai kinerja sebuah perusahaan. Kamu bisa melihat ROE dalam memilih saham. Semakin tinggi rasio ROE saham, maka perusahaan tersebut makin bagus

ROE saham yang bagus atau ideal minimal di level 15% atau lebih. Artinya setiap investasi Rp 1.000, menghasilkan untung bersih paling sedikit 15%. Kalau dalam rupiah Rp 150 per tahun.

Jika ROE-nya besar, kemungkinan indikator yang lain di laporan keuangan juga bagus. Tetapi bila ROE saham kurang dari 15%, artinya perusahaan itu tidak menguntungkan.

Cara Menghitung ROE Saham

ROE Saham adalah

Cara menghitung ROE dalam saham

Menghitung ROE saham sangat mudah. Dalam laporan keuangan sebuah perusahaan, kamu hanya perlu melihat total ekuitas dan laba bersih atau laba periode berjalan.

Jika laporan keuangan perusahaan baru keluar per kuartalan, kamu dapat menyetahunkan laba bersih tersebut. Kemudian membaginya dengan total nilai ekuitas (tidak disetahunkan), lalu dikali 100%.

Namun bila menggunakan laporan keuangan tahunan, tak perlu lagi di annualized atau disetahunkan. Laba bersih tinggal dibagi dengan total ekuitas.

Rumus Menghitung ROE Saham

ROE Saham = Laba bersih (disetahunkan) / Total Ekuitas x 100%

Cara menghitung ROE Saham

Contoh 1

Dalam laporan keuangan kuartal III-2021, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp 865,5 miliar. Sementara total ekuitas Rp 3,06 triliun.

  • Laba periode berjalan per bulan = Rp 865,5 miliar / 9 = Rp 96,17 miliar
  • Laba periode berjalan disetahunkan = Rp 96,17 miliar x 12 = Rp 1,15 triliun
  • Total ekuitas = Rp 3,06 triliun
  • ROE = Rp 1,15 triliun / Rp 3,06 triliun x 100% = 37,5%.

Artinya, setiap investasi Rp 1.000 di SIDO, maka menghasilkan keuntungan bersih setahun sebesar Rp 375.

Contoh 2:

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI mencetak laba periode berjalan sebesar Rp 19,07 triliun di kuartal III-2021. Sementara total nilai ekuitas sebesar Rp 280,28 triliun.

  • Laba periode berjalan per bulan = Rp 19,07 triliun / 9 = Rp 2,12 triliun
  • Laba periode berjalan disetahunkan = Rp 2,12 triliun x 12 = Rp 25,44 triliun
  • Total ekuitas = Rp 280,28 triliun
  • ROE = Rp 25,44 triliun / Rp 280,28 triliun x 100% = 9,08%.

Artinya, setiap investasi Rp 1.000 di BBRI, menghasilkan keuntungan bersih setahun sebesar Rp 90,8.

Baca Juga: Rekomendasi Saham Hari Ini dan Jenis Saham Lainnya

Kelebihan dan Kekurangan ROE

Melihat kinerja saham berdasarkan ROE memiliki keuntungan dan kelemahan. Berikut kelebihan dan kekurangan ROE saham.

Kelebihan

Kekurangan

1. Lebih mudah menghitungnya

Rumus menghitung ROE saham sangat sederhana. Tinggal melihat data laporan keuangan di situs resmi BEI atau IDX, kamu bisa menghitung sendiri ROE saham yang menjadi incaran

2. Menunjukkan laba yang sesungguhnya

Dasar perhitungan ROE saham adalah laba bersih atau laba periode berjalan. Ini adalah keuntungan bersih perusahaan setelah dipotong pajak dan pengeluaran lain. Kamu juga dapat mengetahui seberapa mampu perusahaan menghasilkan laba.

3. Bisa dijadikan bahan evaluasi kinerja

Kamu sebagai investor atau pemegang saham berhak melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk mengganti manajemen atau dewan direksi apabila rasio ROE terus mengalami penurunan. Tandanya bahwa manajemen tak mampu membawa angka ROE stabil, bahkan meningkat.

1.  Motivasi perusahaan loyo

Jika investor atau pemegang saham selalu berpatokan pada ROE, motivasi perusahaan untuk berinovasi berpotensi menurun.

Sebab, perusahaan harus menjaga angka ROE dengan keuntungan di atas biaya, sehingga manajemen tidak akan berbuat sesuatu alias mencari aman saja.

2. Tidak mempertimbangkan penyusutan modal

ROE tidak peduli berapa usia riil modal tetap, seperti mesin atau bangunan saat dihitung.

Sehingga meski perusahaan sebenarnya stagnan, tingkat ROE-nya tetap tinggi karena pengurangan nominal aset. Ini akan sangat merugikan investor.

 

Pengaruh ROE Terhadap Harga Saham

Pengaruh ROE Terhadap Harga Saham

Pengaruh ROE Terhadap Harga Saham

Pengaruh ROE terhadap harga saham tidak terlalu signifikan. Artinya, meski ROE dilihat investor sebagai bagian dari kinerja perusahaan, namun bukan satu-satunya faktor penyebab naik turunnya harga saham.

Memang, jika perusahaan mencetak ROE saham tinggi, menunjukkan bahwa perusahaan mampu memaksimalkan modal dan memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar untuk investor atau pemegang saham.

Hal ini bisa menjadi sinyal positif yang dapat mengerek permintaan saham perusahaan tersebut, sehingga mendorong kenaikan harga saham. Namun, harga saham dipengaruhi banyak faktor, seperti aksi korporasi, kondisi ekonomi makro, kebijakan pemerintah, sampai faktor panik.

Sementara faktor yang mempengaruhi ROE saham, antara lain rasio aktivitas perusahaan, seperti ekspansi cabang; rasio utang yang menggerogoti nilai ROE; serta rasio likuiditas, apakah penagihan piutang berjalan lancar atau tidak.

Baca Juga: Candlestick Saham: Pengertian, Pola, dan Cara Membacanya

Saham dengan ROE Tertinggi

Saham dengan ROE Tertinggi

Saham dengan ROE Tertinggi

Daftar saham dengan ROE Tertinggi per 10 November 2021, seperti dikutip dari data RTI:

No

Kode Emiten

Nama Emiten

ROE

1

SIMA

PT Siwani Makmur Tbk

1.144,39%

2

DEAL

PT Dewata Freighinternational Tbk

685,50%

3

PSDN

PT Prasidha Aneka Niaga Tbk

501,75%

4

SDMU

PT Sidomulyo Selaras Tbk

500,27%

5

MYTX

PT Asia Pacific Investama Tbk

263,50%

6

BEEF

PT Estika Tata Tiara Tbk

257,30%

7

UNVR

PT Unilever Indonesia Tbk

109,61%

8

DIVA

PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk

89,74%

9

GEMS

PT Golden Energy Mines Tbk

84,36%

10

BYAN

PT Bayan Resources Tbk

73,76%

Tetap Perhatikan Aspek Lain

Setelah memahami apa itu ROE dalam saham, sebaiknya tetap memperhatikan indikator lain dalam mencari saham yang bagus, seperti laba dan ekuitas naik setiap tahun, rasio dan nilai utangnya kecil dari ekuitas, net income margin besar, hingga hasil audit laporan keuangan wajar tanpa pengecualian.

Selain analisis fundamental menguliti laporan keuangannya, kamu juga bisa menggunakan analisis teknikal, seperti membaca grafik saham atau pergerakan harga saham dalam periode tertentu, sehingga membeli saham murah bagus, serta menguntungkan.  

Baca Juga: Grafik Saham: Jenis, Cara Membaca, dan Contohnya

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement