Senin 26 Jul 2021 13:01 WIB

Dokter Wanita Muslim Bersejarah di Masa Nabi Muhammad

Dokter wanita Muslim ikut merawat korban perang di masa Nabi Muhammad.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ani Nursalikah
Dokter Wanita Muslim Bersejarah di Masa Nabi Muhammad
Foto: muslimgirl.net
Dokter Wanita Muslim Bersejarah di Masa Nabi Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Di dunia Islam, dokter dan tenaga kesehatan wanita berkembang seiring dengan perkembangan Islam itu sendiri. Dikatakan sejarawan, perkembangan yang dilalui para dokter wanita itu, semakin muncul ketika Islam dilanda banyak pertempuran.

Katakan saja mulai dari operasi ringan, operasi trauma hingga amputasi yang sudah fasih dipahami dokter wanita Muslim saat itu. Pada masa tersebut, dokter wanita biasa merawat luka, menghentikan pendarahan, mengganti balutan dan memberikan krim buatan tangan untuk menyembuhkan luka.

Baca Juga

Hal tersebut juga digambarkan lebih jauh dalam kitab Al-Tabbari yang menyebutkan wanita membantu mengobati luka sahabat yang terinfeksi dengan membuat krim antiseptik yang tepat. Sebagai contoh, Zainab dari Bani Oud, diketahui merupakan wanita yang berspesialisasi dalam mengobati penyakit mata dan membuat obat-obatan topikal. 

Al Shifaa binti Abdullah yang biasa mengobati bisul kulit dengan krim topikal buatan tangan, juga ditunjuk sebagai kepala Husbah (badan yang akan mengatur berbagai bisnis di Souk, termasuk komposisi obat-obatan). Dia diangkat oleh khalifah kedua, Umar Ibn al-Khattab. Namun demikian, sangat sedikit referensi dan literatur terkini untuk dokter wanita Muslim yang sangat berjasa dalam ilmu kedokteran.

Dirangkum dari Muslim Heritage, berikut adalah beberapa dokter wanita Muslim yang memiliki jasa di pengobatan Muslim.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement