REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Banyak pendapat terkait hukum mengucapkan salam kepada Non-Muslim. Bagaimana Rasulullah memandang hal tersebut?
Sementara ulama khususnya ulama masa lampau menduga tidak diperkenankan memulai ucapan salam kepada non-Muslim. Mereka mengacu pada salah satu hadits Rasulullah,
“Janganlah memulai mengucapkan salam kepada orang Yahudi dan Nasrani dan bila kamu bertemu salah seorang dari mereka di jalan maka desaklah ia ke arah yang sempit (HR Muslim).
Pakar Tafsir Alquran asal Indonesia, Prof. M. Quraish Shihab menjelaskan dalam bukunya Islam yang Saya Pahami, hadits tersebut tidak ditujukan kepada semua orang Yahudi, Nasrani, atau non-Muslim lain. Ada banyak riwayat, baik lisan maupun praktik hidup Rasulullah yang menunjukkan keramahan kepada non-Muslim. Misal, memberi mereka hadiah, mengunjungi orang sakit, menerima undangan makan, dan lain-lain. Atas dasar itu, larangan tidak diperbolehkan mengucapkan salam tertuju pada sejumlah mereka non-Muslim yang memusuhi Islam.
Menurut banyak ulama, mereka adalah orang Yahudi dari Bani Quraizhah yang memusuhi Nabi dan mengkhianati perjanjian atau telah berulang-ulang menampakkan kebencian dan penghinaan terhadap Nabi dan umat Islam. Alquran mengisyaratkan sejumlah orang Yahudi sengaja mempermainkan lidahnya untuk mengucapkan kata-kata yang sepintas bermakna baik tapi maksudnya buruk, antara lain as-samû ‘alaykum yang berarti kecelakaan buat kamu sebagai ganti as-salâmu ‘alaykum.
Jadi, larangan memulai mengucapkan salam bukan terhadap semua orang Yahudi, Nasrani, dan non-Muslim lainnya, melainkan orang-orang tertentu yang permusuhan mereka telah melampaui batas. Ada di antara orang-orang Yahudi yang mengucapkan kata as-samû ‘alaykum bukan as-salâmu ‘alaykum namun Rasulullah tetap memperlakukan mereka dengan baik.
Imam Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya bahwa sejumlah orang-orang Yahudi datang kepada Nabi dan berucap “as-samû ‘alaykum” maka Aisyah menjawab mereka dengan berkata, “’Alaikum bahkan semoga Allah mengutuk kalian dan semoga murka Allah menimpa kalian.” Mendengar ucapain Aisyah, Nabi menegurnya dengan bersabda, “Perlahanlah, wahai Aisyah. Hendaklah engkau berlemah lembut dan hindarilah kekerasan dan ujaran buruk.”
Aisyah berkata, “Tidakkah engkau, wahai Rasul, mendengar apa yang mereka ucapkan?” Nabi bersabda, “Tidakkah engkau mengdengar apa yang telah saya ucapkan? Aku menjawab mereka dan Allah mengabulkan apa yang kumohon buat mereka dan Allah tidak mengabulkan apa yang mereka mohonkan (keburukan) atasku.”
Dari hadits tersebut terlihat kendati orang-orang berucap buruk terhadap Nabi, namun dia tetap menjawab salam mereka. Oleh karena itu, sekian banyak ulama membolehkan atau menganjurkan seorang Muslim mengucapkan salam kepada orang Yahudi dan Nasrani.