REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (7/11) kembali menguat. Kurs rupiah menguat 64 poin menjadi Rp 14.740 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 14.804 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova mengatakan nilai tukar rupiah kembali mengalami apresiasi didukung keyakinan pasar terhadap data cadangan devisa Indonesia. "Pasar menanti data posisi cadangan devisa Indonesia hari ini, diproyeksikan masih cukup tinggi dan memadai menjaga stabilitas makroekonomi nasional," katanya di Jakarta, Rabu (7/11).
Tercatat, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2018 masih cukup tinggi sebesar 114,8 miliar dolar AS, meski lebih rendah dibandingkan dengan 117,9 miliar dolar AS pada akhir Agustus 2018. Rully menambahkan penguatan rupiah juga didukung oleh lelang surat utang pemerintah serta kembali m asuknya investor asing ke pasar saham domestik.
Selain itu, lanjut dia, data Indeks Penjualan Riil (IPR) September 2018 yang tumbuh 4,8 persen (yoy) mengindikasikan kinerja penjualan eceran tetap optimis.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menambahkan tren penjualan ritel sudah menunjukkan kenaikan yang lebih konsisten dan telah melewati titik terendahnya pada tahun 2017. "Penjualan ritel yang dalam tren naik ini menjadi indikasi membaiknya konsumsi rumah tangga," katanya.