Senin 25 Aug 2014 09:59 WIB

Antara Menabung Emas dan Dana Darurat

Dana darurat/ilustrasi
Foto: creditsesame.com
Dana darurat/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Pak, saya ibu rumah tangga yang sebentar lagi akan mempunyai anak. Selama saya menikah kurang lebih 3 tahun, kami belum mempunyai tabungan. Gaji suami sebelumnya bersihnya Rp 3 juta dan punya utang di bank Rp 930 ribu, sekarang gaji bersih suami Rp 4 juta dan Alhamdulillah utang sudah lunas.

Kalau di hitung-hitung sekarang sisa dari gaji suami Rp 1 juta, sebaiknya di tabung dalam bentuk emas atau berjangka? tapi saya belum punya dana darurat. Makasih

Ria Pratiwi

Jawaban WF 19

Wa’alaikumsalam Wr Wb Bu Ria Pratiwi :-)

Selamat, sebentar lagi Anda akan jadi seorang ibu buat buah hati tercinta. Tidak ada kebahagiaan terindah bagi keluarga seperti Anda berdua, selain kehadiran sang buah hati. 

Alhamdulillah, Anda berdua sudah tidak memiliki hutang lagi dan kondisi saat ini masih surplus. Tetap pertahankan gaya hidup Anda yang seperti sekarang, karena tantangan ke depannya akan semakin besar. Mengapa saya katakan tantangan ke depannya semakin besar? Karena Anda akan memiliki anak yang konsekuensinya pengeluaran bulanan akan otomatis naik.

Tetapi tidak perlu khawatir selalu ada jalan bagi Anda yang memiliki perencanaan keuangan keluarga. Berikut 3 langkah yang bisa Anda lakukan:

1. Buat rencana persiapan kehadiran sang buah hati

Saat ini disela waktu senggang suami, coba Anda ajak suami untuk survei ke beberapa tempat persalinan, mulai dari bidan terdekat dari rumah Anda, klinik persalinan hingga puskesmas atau rumah sakit. Cek dan bandingkan berapa biaya yang harusnya Anda keluarkan. Buat simulasinya, mulai dari transport ketika Anda check up rutin mendekati hari H persalinan, biaya obat, bidan/dokter, biaya selama persalinan hingga peralatan dari sang bayi nantinya.

Hitung semua dananya (baik di bidan terdekat dari rumah Anda, klinik persalinan hingga puskesmas atau rumah sakit), lalu cek juga apakah dari pihak kantor suami akan mengganti biaya-biaya tersebut apa tidak serta bandingkan dengan kondisi penghasilan dari suami Anda. Itulah sebenarnya dana yang Anda perlukan untuk bisa melahirkan dengan nyaman dan mengasuh sang buah hati Anda nantinya.

2. Buat dana darurat

Di luar kebutuhan biaya persalinan yang semakin dekat, seharusnya Anda berdua sudah memiliki dana darurat.  Untuk saat ini, minimal 6x pengeluaran bulanan Anda, jadi jika pengeluaran bulanan Anda adalah 3jt, maka minimal Anda harus punya dana Rp 18 juta buat kedepannya.

Tetapi saat ini dikarenakan Anda belum memiliki tabungan sama sekali, alangkah baiknya Anda menyisihkan uang sebesar Rp 2 juta per bulannya hingga tercapai angka Rp 6 juta.  Jadi Anda butuh waktu 3 bulan lagi untuk bisa mencapainya.

Walau terasa berat dan Anda mungkin berfikir tidak mungkin untuk mengurangi pengeluaran yang sudah terlanjur Rp 3 juta per bulan, coba Anda lihat kembali, kebutuhan rutin apa saja yang bisa Anda jarangkan, turunkan hingga hilangkan. Sembari di luar itu Anda mencoba mencari alternatif usaha lain agar kebutuhan hidup Anda yang Rp 3 juta bisa Anda penuhi.

Dikarenakan fungsi dana darurat digunakan dalam kondisi darurat seperti terjadinya PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) secara tiba-tiba, sakit mendadak, menolong orang tua, biaya persalinan dan lain-lain maka Anda harus meletakkannya pada tempat yang sewaktu-waktu bisa Anda akses, misalnya di brankas di rumah, tabungan, deposito ataupun emas batangan.

3. Investasi produktif

Dengan asumsi proteksi kesehatan Anda sudah di cover oleh perusahaan tempat suami bekerja, maka sisa dana yang telah tercapai tersebut, bisa Anda alokasikan sebagai dana Investasi. Jadi setelah 3 bulan berturut-turut Anda membuat dana darurat, maka pada bulan ke-empat Anda sudah bisa rutin memiliki 1jt untuk Anda tabung dan investasikan.

Jadi Rp 250 ribu untuk dana darurat dan Rp 750 ribu untuk investasi setiap bulannya, dimana ketika Anda mendapatkan bonus lebih atau komisi dari pekerjaan atau usaha Anda yang lainnya, maka penuhi terlebih dahulu dana darurat sebesar Rp 18 juta.

Beberapa alternatif penempatan dana investasi tadi adalah:

a. Sektor riil

Tidak ada yang lebih berharga ketika isteri tidak bekerja, yakni dengan memberikan isteri keterampilan yang disukainya. Jika Anda sukanya memasak, kenapa tidak mencoba berbisnis kue dengan modal Rp 750 ribu dari dapur rumah Anda.

Atau jika hobinya tulis menulis seperti saya, kenapa tidak belajar secara profesional dunia tulis menulis, baik fiksi maupun non fiksi. Dengan modal Rp 750 ribu, bisa berlipat ganda walau perlu proses didalamnya dan tentunya ada resiko tidak menghasilkan secara jangka pendek.

b. Reksadana

Ada beberapa pilihan untuk Anda yang ‘buta’ sama sekali dengan dunia reksadana, mulai dari Rp 100 ribu-Rp 250 ribu, Anda sudah bisa berinvestasi di reksadana sesuai dengan tujuan dan resiko yang akan Anda hadapi.

c. Emas

Di kebanyakan firma Perencana Keuangan, emas hanya berfungsi sebagai hedging (lindung nilai) dari inflasi, sehingga lebih cocok untuk dijadikan dana darurat. Ketika dibandingkan dengan reksadana atau saham misalnya, masih lebih tinggi reksadana atau saham untuk tingkat imbal hasilnya.

Tetapi emas, pada kebanyakan masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan, merupakan sebuah simbol kemerdekaan dari menurunnya nilai uang kertas kita dan uang elektronik kita hari ini. Untuk saat ini dikarenakan harga emas lagi turun, ketimbang tahun-tahun sebelumnya, harusnya saat inilah waktu yang tepat buat Anda berinvestasi. Karena 10 tahun lagi, harganya tentu akan naik secara signifkan.

Emas juga bisa untuk membiayai dana pendidikan anak Anda nantinya. Dan usahakan Anda membeli emas khususnya emas batangan secara cash alias tunai dan diperuntukkan di atas 3 tahun. Lalu jika Anda sudah siap secara konsep dan teknis, Anda bisa menggunakan Dinar Emas dan Dirham Perak sebagai alat tukar yang bebas inflasi sebagai alat transaksi sehari-hari selain uang rupiah Anda.

Selamat menyiapkan dana darurat, menabung dan berinvestasi!

 

Kolom ini diasuh oleh WealthFlow 19 Technology Inc.,Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga Motivasi dan Perencana Keuangan Independen berbasis Sosial-Spiritual Komunitas). Pertanyaan kirim ke email : [email protected]  SMS 0815 1999 4916.

twitter.com/h4r1soulputra

www.p3kcheckup.com

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement