Sabtu 19 Jul 2014 20:08 WIB

Mengatasi Stroke

Penderita penyakti stroke dirawat di rumah sakit.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Penderita penyakti stroke dirawat di rumah sakit.

Diasuh oleh Prof dr Zubairi Djoerban

Spesialis penyakit dalam, konsultan hematologi dan onkologi medik

Assalamualaikum wr wb.

Dokter, kakak saya, 42 tahun, seminggu yang lalu tiba-tiba merasa pusing, lalu muntah, dan kakinya lemas. Kami kemudian membawanya ke rumah sakit. Ternyata tensinya sangat tinggi 190 per 120 sehingga ia dianjurkan untuk dirawat.

Awalnya dokter mengatakan bahwa kakak saya tidak mengalami stroke karena tidak ada kelumpuhan ataupun kelemahan. Tiindakan yang perlu segera dilakukan adalah menurunkan tensinya dengan pemberian obat.

Beberapa jam kemudian, kakak saya mengeluh kesemutan di tangan kiri. Dokter lalu menganjurkan CT scan yang ternyata hasilnya ditemukan perdarahan di otak. Dokter menyatakan ada stroke, jenis stroke perdarahan.

Akhirnya, diputuskan untuk dilakukan operasi segera. Saat akan dioperasi ia masih sadar, dokter mengatakan, kaki dan tangan kirinya sudah mengalami kelemahan yang derajatnya ringan.

Pertanyaan saya, mengapa keadaan kakak saya bisa berkembang menjadi stroke? Apakah tidak bisa diketahui lebih cepat sebelum perdarahan menjadi banyak? Kakak saya sebelumnya tidak pernah diketahui menderita tekanan darah tinggi, hanya memang dia gemuk. Setelah di rumah sakit, baru diketahui kolesterolnya juga tinggi, gula darah normal.

Dewi Andini-Jakarta

Waalaikumussalam wr wb.

Mba Dewi, stroke adalah penyakit yang disebabkan pecahnya pembuluh darah atau tersumbatnya pembuluh darah yang ada di otak sehingga jaringan otak kekurangan oksigen. Data dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2007) menunjukkan stroke menjadi penyebab kematian tertinggi di wilayah perkotaan di Indonesia. Jumlahnya mencapai 15,9 persen dari proporsi penyebab kematian di Indonesia.

Walaupun frekuensinya lebih jarang, stroke memang dapat dialami oleh orang-orang yang belum berumur lanjut. Stroke bahkan bisa terjadi pada usia belasan tahun, biasanya disebabkan adanya penyakit bawaan yang meningkatkan risiko terjadinya perdarahan atau sumbatan pembuluh darah di otak

.

Setiap orang dapat terkena stroke, tetapi risikonya akan lebih tinggi bila memiliki satu atau lebih faktor risiko. Faktor risiko yang dapat dikontrol, yakni hipertensi atau darah tinggi, kencing manis, fibrilasi atrial (salah satu bentuk kelainan irama denyut jantung), kegemukan, merokok, kolesterol tinggi, minum alkohol berlebihan, dan jarang berolahraga. Sedangkan, faktor yang tidak dapat dikontrol dan tidak dapat dimodifikasi, yaitu usia, jenis kelamin laki-laki, riwayat keluarga, dan kelainan bawaan. 

Gejala stroke yang dapat dikenali dan harus segera dibawa ke rumah sakit, di antaranya tiba-tiba merasa baal/kelemahan/lumpuh di wajah, lengan, atau tungkai, terutama jika terjadi di satu sisi tubuh; mendadak kesulitan berbicara, sukar memahami pembicaraan orang, atau seperti kebingungan; kesulitan melihat pada satu atau kedua mata yang muncul mendadak. Selain itu, tiba-tiba sukar berjalan, linglung, atau kehilangan keseimbangan dan koordinasi gerakan tubuh, serta mendadak sakit kepala hebat tanpa penyebab yang jelas.

Pada kasus kakak Anda, gejala awalnya memang masih dapat disebabkan oleh penyakit selain stroke.  Untuk itu, mengenali tanda-tanda awal penyakit stroke memang sangat penting.

Darah tinggi termasuk penyebab utama stroke. Masalahnya, banyak orang yang mempunyai tekanan darah tinggi tidak menyadarinya, baik di Indonesia maupun banyak negara maju. Pengecekan tekanan darah harus dilakukan minimal sekali setahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement