Jumat 30 May 2014 09:31 WIB

Mendapatkan Keuntungan Lewat Investasi

Selain saham dan reksadana, obligasi bisa menjadi salah satu sarana investasi.
Foto: Aditya Pradana P/Republika
Selain saham dan reksadana, obligasi bisa menjadi salah satu sarana investasi.

REPUBLIKA.CO.ID, Pagi Pak,

Saya mau tanya misalkan saya punya dana sebesar Rp 50 Juta dan saya ingin berinvestasi di pasar modal, jenis investasi apa yang lebih baik untuk saya alokasikan terhadap uang saya tersebut?

Karena saya masih minim pengetahuan terhadap investasi ini, saya mohon kesediaannya untuk memberikan sarannya. Yang saya tahu ada 3 jenis investasi yaitu reksadana, obligasi dan saham.

Yang mana yang lebih baik dipilih untuk mendapatkan keuntungan yang cepat. Dan sekarang perusahaan apa yang bagus untuk membeli investasi (saham, obligasi maupun reksadana).

Terima kasih.

Jawaban WF 19

Pagi juga :-)

Pada prinsipnya semua orang harus MELEK INVESTASI, ada atau belum punya uangnya.  Walau dalam aplikasinya, kita tidak bisa berandai-andai, karena uang tersebut adalah uang kita, bukan uang orang lain dan Anda memiliki otoritas untuk dialokasikan ke mana uang tersebut.

Agar pemahaman Anda tentang investasi lebih komprehensif, ada baiknya Anda belajar menggunakan ALAT SIMULATOR INVESTASI terlebih dahulu. Seperti seseeorang yang mau menerbangkan pesawat, tentu tidak langsung duduk di kopkit dan langsung terbang.

Perlu dasar-dasar tentang teori penerbangan, ‘bermain’ di alat simulator pesawat, menjadi pendamping pilot dan seterusnya hingga bisa membawa pesawat tersebut terbang.  Apakah itu sudah cukup? Belum, Anda akan terus berlatih hingga melampaui 1.000 jam terbang dan seterusnya.

Begitupun dengan belajar Investasi.

Sebelum Anda terbang bebas dalam dunia Investasi, alangkah baiknya Anda memiliki MINDSET INVESTASI yang benar, yang Anda latih dalam bentuk offline dahulu dengan memiliki APIK (Alat Perencanaan Investasi & Keuangan) seperti layaknya monopoli keuangan.  Untuk detailnya, Anda bisa buka link berikut

http://p3kcheckup.com/page/75036/jual-alat-permainan-investasi-dan-keuangan.html

Di sana diajarkan bentuk permainan dari Anda yang hanya punya uang sedikit, hingga bisa berinvestasi baik di aktiva rill atau aktiva finansial.

Mengapa harus berinvestasi?

Paling tidak ada dua hal yang bisa menjawabnya :

Pertama, mencari kenaikan modal, artinya tidak mengharapkan adanya bagi hasil bulanan, tetapi lebih mementingkan adanya kenaikan nilai Investasi di masa depan, dari pertama kali Anda memulai investasinya.

Jika Anda usianya di bawah 40 tahun, saya sarankan untuk memilih alasan ini, semakin muda usia akan semakin bagus untuk memilih time horizon jangka panjang dengan kadar investasi agresif.

Kedua, mencari penghasilan pasif, artinya mengharapkan adanya tambahan penghasilan atau pendapatan dari aset finansial yang secara aktif memberikan bagi hasil secara berkala. Bisa bulanan, triwulan atau tahunan.

Jika usia Anda sudah menginjak di atas 40 tahun, saya sarankan untuk mengambil opsi ini, agar sustainable pendapatan (income) Anda terjaga.

Terkait pertanyaan Anda, saya sarankan Anda harus punya alasan yang kuat, kenapa Anda berinvestasi.  Dengan alasan yang kuat inilah Anda akan lebih menikmati pergerakan (naik turunnya) hasil investasi Anda. Misalkan mau memiliki rumah, ibadah haji, menikahkan anak dan lain-lain.

Yang mana yang lebih baik di pilih untuk mendapatkan keuntungan yang cepat, reksadana, obligasi atau saham?

Jika Anda sudah menguasai analisa teknikal dan analisa fundamental serta berani mengambil resiko kehilangan lebih besar, maka saham adalah jalannya.  Anda beli pagi hari ini, nanti siang atau besok bisa Anda jual kembali.

Jika harga sahamnya naik, selisih dari nilai beli dan nilai jual inilah adalah keuntungan Anda. Untuk perusahaan mana yang paling baik, tentulah melihat kinerja perusahaan tersebut.  Jika Anda termasuk mengikuti aliran Warren Buffet, investor handal dari Amerika, maka perusahaan non teknologi seperti makanan dan minuman akan lebih baik. 

Tetapi jika Anda tahu kapan waktu yang tepat untuk membeli dan menjual saham Anda, maka perusahaan berbasis teknologipun bisa Anda beli. Artinya ketahanan fundamental atau likuiditas keuangan Anda sudah cukup kuat.

Tetapi jika Anda baru mulai belajar berinvestasi, maka dengan uang Rp 50 juta tersebut bisa Anda masukkan dalam reksadana, dengan opsi membaginya dalam diversifikasi resiko dengan membeli reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap (obligasi), reksadana campuran dan reksadana saham.

Posisi Anda di sini sebagai seorang investor yang memberikan mandat kepada Manajer Investasi untuk dikelola uang Anda.

Tentunya dengan catatan, Rp 50 juta tersebut adalah ‘uang dingin’ bukan uang belanja bulanan untuk keluarga serta Anda sudah punya dana darurat, dana pendidikan, dana pensiun dan lain-lain.

Biasanya saya selalu membagi resiko investasi dengan 30 persen untuk modal kerja, 30 persen buat investasi dan 40 persen konsumsi.

Khusus untuk obligasi (surat utang) ada 3 macam obligasi :

1.    Obligasi negara ritel atau disebut juga Obligasi Republik Indonesia (ORI)

2.    Sukuk Negara ritel (SR), ini adalah obligasi berbasis syariah

3.    Saving bond ritel (SBR), obligasi yang hanya bisa dibeli di pasar perdana (primer) domestik dan tidak bisa diperjualbelikan dipasar sekunder.

Walau tetap dipengaruhi kebijakan politik dan ekonomi, obligasi bisa menjadi pilihan yang baik ketika Anda mencari penghasilan pasif yang imbal hasilnya lebih tinggi dari deposito.

Kesemua jenis Investasi di atas, bisa Anda beli di bank sebagai agen penjual, perusahaan sekuritas dan perusahaan aset manajemen.

Selamat berinvestasi dengan cerdas!

Kolom ini diasuh oleh WealthFlow 19 Technology Inc.,Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga Motivasi dan Perencana Keuangan Independen berbasis Sosial-Spiritual Komunitas). Pertanyaan kirim ke email : [email protected]  SMS 0815 1999 4916.

twitter.com/h4r1soulputra

www.p3kcheckup.com

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement