REPUBLIKA.CO.ID, Dok, anak saya perempuan 3 tahun, pernah sekali demam dan kejang. Kata orang tua saya kena step.
Saya khawatir dia akan bisa begitu lagi, apa yang sebaiknya dilakukan agar tidak kejang lagi dok? Sebab katanya bisa menyebabkan gangguan fungsi otak ya dok?
Terima kasih.
Wine (28 tahun)
Jawaban:
Dear bu Wine, apabila balita kita tiba-tiba demam disertai kejang, tak perlu panik, berusaha untuk tetap tenang dan hadapi dengan cara yang tepat.
Sekitar 3-5 persen anak-anak usia di bawah 6 tahun pernah mengalaminya. Paling sering terjadi pada usia 18 bulan sampai dengan 3 tahun.
Penyebab terjadinya kejang demam karena aktivitas listrik di otak terganggu oleh demam. Kejang demam dapat merupakan tanda pertama penyakit.
Sebagian besar kejang demam terjadi dalam 24 jam pertama penyakit dan tidak selalu saat demam tertinggi.
Penyakit yang dapat menyebabkan kejang demam adalah flu, pilek, infeksi telinga dan infeksi lain yang biasanya tidak serius. Namun, penyakit serius seperti pneumonia atau meningitis juga dapat menjadi penyebabnya.
Kecenderungan untuk mendapatkan kejang demam diwariskan dalam keluarga. Risiko anak memiliki kejang demam adalah 10-20 persen bila salah satu orangtuanya pernah mendapatkannya.
Penanganan yang dapat dilakukan seperti longgarkan pakaian yang ketat, terutama di sekitar leher. Singkirkan benda-benda berbahaya yang dapat melukai dia.
Jangan menahan gerakan anak Anda selama kejang, serta jangan menaruh benda apa pun ke dalam mulutnya. Cobalah untuk tetap tenang. Kejang akan berhenti sendiri dalam beberapa menit.
Bila tersedia, masukkan antipyretic dalam bentuk supositoria semi padat ke dalam anus anak Anda untuk mempercepat penurunan demam, atau obat anti kejang supositoria(stesolid).
Kompres kepala dan tubuhnya dengan air hangat (bukan air dingin), setelah kejang berakhir dan anak Anda terjaga, langkah yang paling penting adalah mengidentifikasi penyebab demamnya.
Segera bawa ke UGD untuk mengetahui penyebabnya dan mendapatkan saran perawatan lebih lanjut. Ini bila kejang berlangsung lebih dari 5 menit, terjadi lebih dari sekali di hari yang sama atau anak Anda terlihat lemah atau sakit setelah kejang berakhir.
Semoga bisa dipahami ya bu, terima kasih, salam sehat.
dr Yuni Kurnia, SpA
Spesialis Kesehatan Anak di RS Meilia Cibubur
Kolom Dokter Kita diasuh oleh RS.Meilia Cibubur
Kirim pertanyaan Anda ke email : [email protected]