REPUBLIKA.CO.ID, Assalamualaikum
Perkenalkan nama saya Rosyid. Saya lajang usia 24 tahun, bekerja di BUMN dengan penghasilan bersih Rp 4,3 juta per bulan masa kerja baru 2 tahun. Bonus plus THR saya jumlahnya Rp 35 juta per tahun. Pengeluaran yang sudah pasti dibayar adalah cicilan sepeda motor Rp 933.500 per bulan (sisa 4 kali) dan iuran bancassurace Rp 475.000 per bulan.
Saya punya masalah pengaturan uang dan saya merasa itu adalah kebiasaan waktu masih sekolah dan kuliah di mana semuanya difasilitasi oleh orang tua.
Saat ini saya merasa dengan penghasilan berapapun tidak akan tersisa, termasuk bonus yang habis untuk liburan keluarga, beli gadget dan aktivitas lainnya (bonus dibayar bertahap 4 kali). Kalaupun bisa tersisa sampai bulan berikutnya, itu pun tidak permanen dan cenderung akan habis juga di akhir bulan berikutnya sampai mendapatkan gaji baru.
Padahal saya tinggal sendirian di luar daerah asal saya. Saya pun tidak yakin dengan bancassurance yang saya ikuti karena terlalu cepat mengiyakan tawaran agennya, punya niat untuk berhenti tapi urung karena besarnya kehilangan uang sebelum mencapai 5 tahun.
Saat ini saya mengubah pola tempat tinggal saya yang semula kost Rp 400.000 per bulan menjadi kontrak rumah Rp 2,5 juta per tahun. Jumlah itu masih ditambah uang listrik dan air Rp 50 ribu.
Saya sampai menyediakan kompor, gas dan kulkas tapi saya merasa tidak bisa lepas untuk makan di luar dan jajan sehingga ujung-ujungnya tetap boros.
Saya ingin membiasakan makan yang dimasak sendiri karena saya yakin akan lebih hemat tapi karena masalah waktu dan pembiasaan hal ini jadi terasa sulit bagi saya.
Saya punya keinginan memiliki rumah baru ataupun bekas. Tapi saya tidak memiliki sisa uang karena kebiasaan saya.
Bagaimana sebaiknya ini pak?
Terus terang saya mulai takut jika melihat harga rumah saat ini terutama perumahan baru. Saya merasa yakin harga rumah akan terus naik dengan cepat. Saya ingin memiliki rumah baru atau second secara kredit, tapi saya tidak punya dana tunai jika harus menyediakan uang muka.
Mohon bantuan sarannya. Terima kasih,
Rosyid
Kota Malang.
Jawaban WF 19
Wa’alaikumsalam Wr Wb
Salam kenal kembali Mas Rosyid :-)
Masalah yang Anda alami, sebenarnya banyak juga dialami oleh orang lain. Pekerja pemula seperti Anda (baru 2 tahun kerja), biasanya masuk dalam dunia idealisme dan realisme. Di satu sisi ingin memiliki tujuan hidup yang ideal, tetapi apa daya kekurangan alat dalam mencapai tujuan tersebut.
Ketika saya lulus dan baru mulai bekerja di sebuah bank umum Nnasional, permasalahan yang munculpun tidak jauh berbeda dari Anda, hanya masa dan cara menyikapinya saja yang berbeda.
Sering saya analogikan, bagaimana mungkin ingin menjadi seorang MENTERI, sementara ilmunya masih MANTRI. Solusinya, upgrade ilmu Anda, khususnya tentang MOTIVASI KEUANGAN.
Mari kita petakan masalahnya secara bersama-sama berdasarkan informasi yang Anda berikan. Sebelum membahas ke teknis keuangan, yang paling mendasar adalah kebiasaan yang sudah tertanam sejak Anda masih kecil.
Dari pernyataan Anda di atas (saat ini saya merasa dengan penghasilan berapapun tidak akan tersisa), adalah mental blok yang Anda buat sendiri.
Mindset ini tinggal Anda rubah dengan pernyataan “Berapapun penghasilan yang saya terima, Insya Allah bisa saya kelola sesuai dengan kebutuhan dan rencana hidup saya.”
Setelah mindset Anda benar tentang uang, maka akar masalahnya adalah gaya hidup Anda yang ‘berlebih’ karena dimanjakan fasilitas oleh orang tua, kebiasaan liburan atau refreshing, membeli atau menukar gadget lama dengan gadget yang baru serta kebiasaan makan di luar.
Imbas dari kebiasaan-kebiasaan (habit) di atas, manajemen pengaturan keuangan pribadi dan tujuan keuangan Anda jadi terganggu.
Dari perspektif Motivasi Keuangan, Anda hanya perlu mengalihkan dari tidak mau menjadi MAU untuk BERUBAH.
Merubah kebiasaan gaya hidup (life style) menjadi prioritas hidup (life priority), artinya hanya yang sangat Anda butuhkan (NEED) yang akan Anda penuhi, bukan memanjakan keinginan (WANT).
Liburan, dari yang mungkin rutin pekanan menjadi liburan bulanan yang terencana dan ada bujet atau dananya.
Jika gadget (misal smartphone atau kamera) yang sekarang Anda gunakan masih berfungsi, kenapa tidak mempertahankannya, hingga dana untuk membeli gadget baru tercapai.
Sedang kebiasaan makan di luar, coba Anda disiplin bangun lebih pagi untuk BELAJAR MEMASAK, sehingga efektivitas dan efisiensi waktu benar-benar bisa Anda terapkan.
Jadikan rutinitas belanja kebutuhan sehari-hari untuk belanja makan, menjadi ‘rekreasi’ pekanan ketika Anda membeli lauk pauk yang bisa bertahan hingga 7 hari ke depan.
Untuk masalah keuangan, prinsip dasarnya adalah ZERO DEBT, artinya yang perlu ditekankan dalam pikiran dan perasaan Anda, tidak berutang dan hanya membeli barang-barang kebutuhan ketika Anda sudah menabung dan uangnya cukup untuk membeli kebutuhan Anda. Misal, harga suatu barang seharga Rp 500 ribu, maka Anda disiplin menabung hingga terkumpul Rp 500 ribu, baru Anda belanjakan barang tersebut.
Adapun untuk cicilan motor, lunasi ketika mendapat bonus atau menunggu hingga 4 bulan ke depan.
Sedangkan buat bancassurance, jika Anda merasa sayang Rp 11,4 juta Anda melayang (setelah menabung 2 tahun) tetap lanjutkan hingga tahun ke-5.
Begitu tahun ke-5 terlewati, Anda bisa ambil hasil ‘investasi’ Anda tadi buat membayar DP (Down Payment) buat calon rumah Anda.
Jika pengeluaran rutin bulanan Anda Rp 1,6 juta yang artinya masih ada Rp 2,6 juta buat konsumsi dan lain-lain, kenapa tidak Anda coba dengan menurunkan dari Rp 87 ribu per hari menjadi hanya Rp 50 ribu per hari. Dengan sisa uang Rp 37 ribu per hari, Anda sebenarnya bisa berinvestasi Rp 1,1 juta per bulannya.
Bagaimana teknisnya ketika Anda menerima gaji tiap bulan :
1. Pay your self first (bayar atau harga diri Anda dahulu) sebelum mengeluarkan dana untuk kebutuhan rutin
Langsung potong di awal antara Rp 1 juta hingga Rp 1,1 juta untuk dana darurat dan investasi bagi tujuan keuangan Anda, misal ingin punya rumah dan menikah
Jika di kantor, Anda bisa autodebet, Anda buat satu rekening khusus untuk investasi dan dana darurat.
2. Bayar cicilan motor dan cicilan ‘investasi dan proteksi’ bancassurance Anda
Anggap saja proteksi bancassurance Anda sebagai kewajiban lima tahun, yang nantinya akan menghasilkan di tahun ke-5 dan kebiasaan menabung yang baik.
3. Sisihkan dana sosial untuk sedekah
Sisihkan dalam amplop yang Anda rancang buat dana sosial dan sedekah. Disiplin untuk menyisihkannya sebagai kewajiban kita buat Tuhan dan sesama.
4. Baru catat konsumsi per hari
Cari paling ampuh dan terukur untuk mengetahui pengeluaran bulanan Anda dengan mencatat setiap hari, berapa pengeluaran Anda, betapapun kecilnya seperti membeli permen seharga Rp 1.000.
Dari sinilah Anda bisa melihat, mana yang benar-benar Anda butuhkan dan sekedar keinginan semata yang bisa Anda tunda.
Untuk kepemilikan rumah, ketika Anda merasa 5 tahun adalah waktu yang cukup lama, Anda bisa mulai menabung dalam bentuk Emas Logam Mulia (LM).
Jika kita asumsikan emas bertumbuh 15-25 persen per tahun dan properti tumbuh 10-15 persen per tahun, maka secara hitung-hitungan matematis, Anda masih ada surplus untuk bisa menyelesaikan kewajiban rumah Anda.
Seandainya Anda memiliki 50 persen dana untuk pembelian rumah yang Anda tabung dalam bentuk Emas Logam Mulia tiap 3-4 bulan, maka target dana yang Anda butuhkan Insya Allah bisa tercover.
Sementara KPR (Kredit Pemilikan Rumah) mempersyaratkan 30 persen DP (Down Payment) alias uang muka, maka 20 persen dana bisa Anda alihkan dalam bentuk Emas Logam Mulia juga.
Disini Emas Logam Mulia bisa berfungsi sebagai penghancur utang Anda.
Nilai emas yang naik rata-rata 15-25 persen per tahun secara jangka panjang akan mengungguli margin pinjaman atau KPR dengan margin flat rata-rata 11 persen (di bank syariah) per tahun.
Sehingga EMAS LM dalam waktu berjalan dapat menjadi alat penghancur hutang ketika dijual, kemudian digunakan untuk pelunasan.
Dalam praktiknya Anda akan menikmati dua ‘hasil’ sekaligus yaitu : Pelunasan utang lebih cepat dan di tambah masa ada ‘sisa’ Emas LM setelah pelunasan KPR.
Hal ini menjadi wajar terjadi dikarenakan emas LM naik 2 kali lipat dibanding nilai KPR.
Selamat mengelola keuangan dan mewujudkan impian membeli rumah.
Kolom ini diasuh oleh WealthFlow 19 Technology Inc.,Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga Motivasi dan Perencana Keuangan Independen berbasis Sosial-Spiritual Komunitas). Pertanyaan kirim ke email : [email protected] SMS 0815 1999 4916.