REPUBLIKA.CO.ID, Jika ingin mengetahui kesehatan keuangan keluarga Anda, mulailah dari evaluasi keuangan dengan Financial Check Up (apakah kita sudah sehat secara keuangan, atau malah dalam kondisi sakit keuangan berat atau ½ sehat keuangan?) suami lalu isteri dan anak-anak kita.
Cara sederhananya dengan memiliki 3 kategori rasio di bawah ini :
1.Rasio Menabung
Jika hari ini Pak Andrian memiliki penghasilan sebesar Rp 1 juta, berapakah uang yang bisa Pak Andrian tabungkan setiap bulannya? Jika hanya 0-5% dari Rp 1 juta tersebut berarti kategorinya sakit keuangan berat, jika 10% setengah sehat keuangan, sedangkan disebut sehat keuangan ketika termasuk inverval 25-30%.
2.Rasio kemampuan membayar hutang
Seperti yang dikatakan Umar Ibn Khattab RA, “Hati-hatilah terhadap hutang! Awal dari hutang adalah kekhawatiran dan akhirnya adalah peperangan.”
Salah satu sumber kiamat finansial adalah UTANG. Mindset yang harusnya kita tanamkan adalah ZERO DEBT. Jika tidak bisa menghindar, baru GOOD DEBT, bukan BAD DEBT. Artinya jikapun harus dengan sangat-sangat terpaksa berhutang, berhutanglah dengan hutang produktif, yang bisa menghasilkan, bukan hutang konsumtif. Jika >35% dari pendapatan Anda berarti kategorinya sakit keuangan berat, jika 30% setengah sehat keuangan, sedangkan disebut sehat keuangan ketika termasuk inverval 0-20%.
3.Rasio likuiditas
Jika besok Anda tidak mendapatkan penghasilan (baik dari gaji, honor atau hasil usaha dll), maka dari aset kas yang Anda miliki, Anda akan mampu untuk bertahan hidup selama berapa bulan? Ini yang dikatakan sebagai rasio likuiditas, perbandingan antara aset kas lancar dengan pengeluaran rutin.
Jika hanya 0 bulan berarti kategorinya sakit keuangan berat, jika 3x pengeluaran rutin bulanan disebut setengah sehat keuangan, sedangkan disebut sehat keuangan ketika termasuk interval 12-24x pengeluaran rutin bulanan.
Minimal ketiga rasio ini, bisa Anda lakukan per bulan (jika pendapatan Anda bersifat harian), per enam bulan atau per tahun sebagai sebuah referensi untuk membuat sebuah ReSOULusi.
Akankah aset Anda bertambah? Apakah Income atau pendapatan Anda bertambah yang berkorelasi kehidupan keuangan Anda semakin baik, bukan malah sebaliknya pendapatan bertambah, kebutuhan malah naik.
Atau jangan-jangan investasi yang Anda lakukan di tahun lalu, trendnya semakin menurun, sehingga Anda harus kembali memulai untuk berinvestasi lagi di tahun depan.