Sabtu 13 Jul 2013 06:31 WIB

Mengelola Pengeluaran Tahunan Ramadhan (1)

Harga sembako melonjak.   (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Harga sembako melonjak. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Salam berkah Ramadhan Pak Hari.  Setiap tahun keluarga kami selalu dipusingkan dengan pengaturan keuangan selama Ramadhan.  Alih-alih ingin khusyuk ibadah, yang terjadi kami stres melihat kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok.  Tiap tahun kantong jebol. Bagaimana kami harus mensiasatinya? Terima kasih saran dan masukannya.

Adit

Bengkulu

 

Jawaban WF 19

Salam Barakah Ramadhan Pak Adit, semoga Ramadhan kali memiliki nilai lebih dibanding ramadhan-ramadhan sebelumnya.

Ramadhan seperti tahun-tahun sebelumnya tidak jauh berbeda dari sisi keuangan.  Penghasilan yang semakin sedikit, kebutuhan yang semakin banyak, otomatis pengeluaran selalu meningkat.

Selain akibat supply dan demand akan barang-barang kebutuhan pokok, ternyata nilai mata uang rupiah kita selalu mengalami penurunan dari tahun-tahun.

Contoh sederhana, harga telor ayam di Jakarta sebelum krisis moneter 1997 adalah Rp 2.000 per kg, pada awal tahun 2005 naik menjadi Rp 8.000 per kg, hari ini bulan Juli 2013 Rp 20.000 hingga Rp 25.000 per kg. Jika Pak Adit punya uang Rp 100.000 di tahun 1997 bisa membeli 50 kg telor ayam, tetapi hari ini telornya sama, uang nominalnya pun sama-sama Rp 100.000 hanya bisa membeli 4-5 kg telor ayam. 

Kesimpulannya ada yang kurang dari sistem mata uang rupiah dan penghasilan kita.

Cara yang paling bijak adalah tentunya secara jangka panjang, harus memiliki banyak income/pendapatan, selain merencanakan pengeluaran tahunan. Jika dalam 1 tahun ada 12 bulan, coba Pak Adit merencanakan pengeluaran setiap tahunnya.

Misalnya, bagi yang Muslim bisa melihat dari kalender Hijriyah tentang PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra’ Mi’raj, Ramadhan, Zakat fitrah dan Zakat Mall, Idul Fitri (termasuk Mudik didalamnya jika terbiasa pulang kampung), Idul Adha/Hari Raya Qurban, 1 Muharram serta perayaan-perayaan lainnya seperti aqeqah anak dan berumrah atau haji ke tanah suci serta perayaan bersifat tahunan lainnya.Sementara dari sisi Negara Republik Indonesia ada PBB (Pajak Bumi Bangunan), perpanjangan STNK & SIM, Pajak Penghasilan dll.

Sepertinya rumit jika kita hitung satu persatu pengeluaran tahunan maupun 5 tahunan tersebut. Tetapi ingatlah, bahwasanya kita harus membayar kewajiban-kewajiban tersebut. Berarti, kita harus menyiapkan sebuah pola tabungan dan investasi yang bisa menyelesaikan masalah-masalah di atas. Sehingga ke depannya, kita bisa menjalankan aktivitas kita, tanpa terganggu oleh pengeluaran tahunan tersebut.

Khusus untuk ramadhan masalah di keluarga yang paling sering muncul adalah masalah dapur.  Berbarengan dengan semakin mahalnya harga-harga dan permintaan kebutuhan masyarakat juga akan meningkatkan barang-barang kebutuhan dasar seperti beras, gula dan lain-lain atau kebutuhan gaya hidup seperti baju, tas, celana dan seterusnya. Di sinilah mulai muncul persoalan dari sisi daya beli masyarakat yang hanya mengandalkan satu income atau pendapatan dari gaji dengan tambahan THR.  

 

Hari ‘Soul’ Putra 

Financial Motivator

Kolom ini diasuh oleh WealthFlow 19 Technology Inc.,Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga Motivasi dan Perencana Keuangan Independen berbasis Sosial-Spiritual Komunitas). Pertanyaan kirim ke email : [email protected]  SMS 0815 1999 4916.

twitter.com/h4r1soulputra

www.p3kcheckup.com

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement