REPUBLIKA.CO.ID, Assalamu’alaikum Wr Wb
Pak Hari ‘Soul’ Putra yang terhormat, masih terbayang diingatan kami, bagaimana bumi Aceh diporak-porandakan oleh tsunami. Semua harta kami ludes, tidak bersisa. Alhamdulillah, kami sekeluarga bisa selamat. Dan hikmahnya, Aceh bisa berdamai dari peperangan. Selain itu, penduduk Aceh yang mengungsi ke Jawa, Sumatera, Sulawesi, sampai Kalimantan bisa kembali ke Aceh. Hilang satu, tumbuh seribu. Pertanyaan saya, bagaimana mengantisipasi kejadian di atas dan apa yang harus kami lakukan ketika terjadi kondisi darurat dimana sistem perbankan tidak bisa digunakan kembali dalam waktu singkat?
Jazakumullah Khairan Katsiran.
Jawaban WF 19
Waalaikumsalam Wr Wb
Salam kenal buat Pak Akbar sekeluarga. Alhamdulillah, bertambah satu lagi saudara dari Aceh.
Pak Akbar yang terhormat, kondisi hand of god atau bencana adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa kita hindari. Kita tidak pernah tahu, kapan terjadinya, seperti kita juga kita tidak bisa meramalkan, apa yang akan terjadi 1 detik dari sekarang.
Yang bisa kita lakukan adalah kembali ke keyakinan awal. Bahwa Allah SWT selalu memberi yang terbaik buat hamba-hambanya. Hatta sebuah bencana seperti tsunami di Aceh atau lumpur lapindo sekalipun.
Dalam konteks keuangan, bencana-bencana atau gonjang ganjing keuangan seperti ini lazim kita lihat sehari-hari. Tahun ‘97-98 kita mengalami krisis moneter, 2008 pasar modal ambruk disusul oleh krisis Eropa hingga saat ini. Bahkan terakhir, negara Siprus dimana warganya, tidak bisa lagi menarik uangnya di bank selama 2 pekan. Bisa Anda bayangkan, uang Anda hanya terjebak dalam sistem bank. Uang kita sendiri, tidak bisa kita ambil untuk digunakan.
Ketika terjadi rush (penarikan besar-besaran) uang kita di bank, kita hanya bisa menunggu untuk sebuah ketidakpastian dari uang kita sendiri. Ironis memang, tetapi itulah yang terjadi. Tidak adanya kemerdekaan atas uang kita sendiri.
Dalam ilmu motivasi keuangan, para perencana keuangan selalu menganjurkan klien-kliennya untuk menabung di bank dalam bentuk rekening tabungan yang ada ATM dan deposito, serta menginvestasikan dana keuangannya di obligasi, ORI, sukuk, sukuk ritel, reksadana pendapatan tetap, reksadana pasar uang, reksadana saham dan campuran dan logam mulia. Ketika membutuhkan dana likuid, dalam 2-3 hari ke depan, dana cash (tunai) sudah di tangan ketimbang investasi pada properti seperti rumah, tanah, apartemen dll. Serta aset lainnya yang lebih membutuhkan waktu untuk di jual.
Saya jadi teringat akan hadits shahih yang diriwayatkan oleh hampir seluruh perawi bahwa inti dari perdagangan yang adil adalah barter antara benda riil dan benda riil, antara benda yang memiliki nilai intrinsik dengan benda lain yang juga bernilai intrinsik - sebagaimana hadits berikut : “Tukarkanlah emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, sya’ir dengan sya’ir, kurma dengan kurma, dan garam dengan garam (dengan syarat harus) sama dan sejenis serta secara tunai. Jika jenisnya berbeda, tukarkanlah sekehendakmu jika dilakukan secara tunai”. (HR. Muslim).
Dari hadits tersebut yang paling penting kita punyai selain mata uang rupiah adalah 6 mata uang dunia yakni koin dinar emas, koin dirham perak, gandum/tepung, syair, kurma dan garam. Selain itu juga senyum dan tenaga.
Sekarang Anda bayangkan, ketika dulu Timor Timur bergolak (sekarang negara Timor Leste), apakah mata uang di sana berlaku? Bahkan waktu terjadi peralihan dari pemerintah Indonesia ke Timur Leste, lebih banyak mata uang dolar yang menjadi transaksi sehari-hari masyarakat di sana. Ini artinya, mata uang yang selama ini kita pegang dan kita gunakan sebagai mata uang, belum tentu tetap bernilai.
Katakanlah, kita sudah menyimpan uang dalam bentuk pecahan Rp 100 ribu, Rp 50 ribu, serta Rp 10 ribu di lemari besi tahan api kita, yang perlu kita simpan juga adalah benda berharga seperti logam mulia, khususnya emas dalam bentuk batangan dan koin dinar emas dan koin dirham perak.
Hari ‘Soul’ Putra
Financial Motivator
Kolom ini diasuh oleh WealthFlow 19 Technology Inc.,Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga Motivasi dan Perencana Keuangan Independen berbasis Sosial-Spiritual Komunitas). Pertanyaan kirim ke email : [email protected] SMS 0815 1999 4916.