REPUBLIKA.CO.ID, Pak Hari Putra, bagaimana menyikapi kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak)? Terima kasih.
NN
Jakarta
Jawaban WF 19:
NN di Jakarta, Saya harus katakan, “Hore BBM naik lagi!”
Mungkin Anda bingung dengan pernyataan saya di atas. Bukan memberi solusi malah berteriak sambil tersenyum, karena BBM akan naik lagi. Dari tahun ke tahun, apakah BBM pernah turun?
Mungkin jawabannya, ada, tetapi setelah itu naik lagi. Pertanyaannya, apakah setelah BBM naik, harga-harga menjadi turun lagi? Biasanya tidak, kecuali pemerintah melakukan operasi pasar untuk rakyat kebanyakan.
Saya tidak akan membahasnya dari sisi pemerintah (regulator), pengusaha dan buruh/karyawan (pelaku pasar) atau melihat angka-angka statistik BBM dari tahun ke tahun, tetapi dari sisi motivasi keuangan.
Saya katakan, selagi negara kita masih negara fiskal, maka BBM pasti akan kecendrungannya naik. Sekarang, kita tahu, BBM akan naik, apa yang mesti kita lakukan. You can’t change the wind direction, but you can change the wing direction.
Kita tidak bisa mengubah arah angin, tetapi kita bisa merubah arah sayap pesawat diri dan keluarga kita. Biarkan saja BBM kita serahkan pada ahlinya, tetapi yang perlu kita lakukan adalah
1. Tambah sumber pendapatan (add income)
Biasanya, pendapatan kita bersifat tetap, kalaupun naik, biasanya tidak bisa mengimbangi laju inflasi. Ketika BBM akan naik, sebelum diputuskanpun harga-harga otomatis bergerak naik. Ketika itulah, kita selalu kalah set dengan, kenaikan BBM dan harga-harga barang di sekitar kita.
Di buku saya, WealthFlow 19 (Rahasia tentang Uang, Kekayaan dan Kesejahteraan, Penerbit Gramedia) saya jabarkan ada 9 income yang bisa kita dapatkan selain dari gaji, THR atau kerja lembur.
Selain itu juga, bisa ikuti workshopnya dengan melihat infonya di http://p3kcheckup.com/page/65352/workshop-keuangan.html
Ketika 1 variabel naik, Cash Flow kita tidak akan terganggu, karena kita tidak meletakkannya dalam 1 keranjang pendapatan.
Contoh kreatif dalam menaikkan pendapatan, yang masih segar dalam ingatan kita, bagaimana seorang Jusuf Kalla yang mantan wakil presiden (waktu itu beliau masih mahasiswa), ditengah-tengah hiruk pikuk aksi demonstrasi, beliau menawarkan telur-telur busuk untuk di jual kepada para pendemo.
Masalah bagi orang lain (baca : pedagang telur, yang telur-telurnya busuk), menjadi solusi bagi pendemo (yang melepaskan kemarahannya lewat pelemparan telur-telur busuk kepada simbol-simbol negara), dan ketiga-tiganya menjadi sama-sama untung karena kondisi keadaan.
Intinya, salah satu cara menciptakan pendapatan adalah membuat diri kita terdesak akan situasi dan kondisi keadaan, agar muncul adrenalin dan ide-ide kreatif yang cenderung ‘crazy’. Misalnya terdesak akan kebutuhan hidup karena kenaikan BBM dan harga-harga barang di atas, muncul peluang usaha baru.
2. Perhatikan BBM yang Anda gunakan
Jika Anda memiliki mobil, coba cari alternatif untuk mendapatkan penghasilan dari mobil Anda, jika mobil Anda menghabiskan Rp 100.000 sekali jalan, pastikan Anda mendapatkan uang Rp 200.000 di hari yang sama, sehingga, biaya operasional mobil Anda tertutupi.
Jika Anda suami isteri memiliki 2 mobil, kenapa tidak mencoba memakai 1 mobil saja untuk ke kantor, sisanya bisa disewakan. Atau parkir, mobil Anda di garasi, gunakan hanya untuk Sabtu-Ahad, untuk berangkat kerja, bisa menggunakan motor Anda.
Semakin tidak teratur kita mengendarai mobil atau motor kita, entah karena serabutan atau ugal-ugalan atau sering terjebak macet yang menyebabkan borosnya bensin, coba membuat strategi datang lebih awal dan pulang lebih akhir, dimana waktu menunggu jam masuk kerja dan jam pulang kerja tersebut digunakan untuk berjualan barang-barang/jasa yang bisa menghasilkan uang. Atau bisa juga, sekali sepekan atau dua sekali sepekan, Anda menggunakan sepeda, dan ambil bagian dari organisasi Bike to Work.
3. Tinjau kembali pengeluaran Anda
Terkadang, kita sering ngedumel ketika mendapatkan kenaikan biaya administrasi di bank kita, tetapi pernahkah kita cek, berapa besar biaya tahunan kartu kredit kita?
Sekarang bandingkan, kartu debit adalah kebutuhan, sementara kartu kredit adalah gaya hidup (kecuali menggunakan kartu kredit untuk usaha produktif), yang lebih karena keinginan, manakah yang Anda pilih keinginan atau kebutuhan?
BBM adalah kebutuhan, tetapi pernahkah kita protes harga baju kita yang sekadar keinginan? Pernahkah kita protes, kita atau pasangan kita mengisap rokok, yang jelas-jelas mudarat secara kesehatan ketika harganya jadi naik.
Intinya adalah kita harus bisa memahami mana yang benar-benar kebutuhan, mana yang sekedar keinginan, mana yang menjadi prioritas pengeluaran dan yang sekedar keinginan dan bisa kita tunda dulu kesenangannya.
Melakukan saran di atas belum tentu mudah, tetapi akan lebih baik dari pada kita tidak berbuat apa-apa.
Terakhir, mengutip kata-kata Alm Bang Imad, “Orang bodoh diajar bisa jadi pintar, orang miskin diajar bisa jadi sejahtera, orang malas, mati sajalah!”
Horee BBM naik lagi, siapa takut, karena Anda sudah tahu cara mengantisipasinya…..
Anda tertarik mempelajari penggabungan ilmu motivasi dan financial planning?
Silakan Buka www.P3KCheckUp.com atau Sms ke No 0815 1999 4916 untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Kolom ini diasuh oleh WealthFlow 19 Technology Inc.,Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga Motivasi dan Perencana Keuangan Independen berbasis Sosial-Spiritual Komunitas). Pertanyaan kirim ke email : [email protected] SMS 0815 1999 4916.