Rabu 05 Dec 2012 17:01 WIB

Tips Memilih Metode Kontrasepsi

alat kontrasepsi
alat kontrasepsi

Pertanyaan:

Hi dok, saya baru melahirkan anak pertama. Saya sampai saat ini sedang mempertimbangkan untuk memilih kontrasepsi, karena saya dan pasangan berharap jarak kelahiran diatur. Tetapi, katanya sering kali bila pasang kontrasepsi malah bisa menurunkan potensi kehamilan? Lalu masih tetap saja ada potensi hamil meski dipasang kontrasepsi dan menimbulkan dampak bagi si janin karena alat kontrasepsi tersebut. Dok, tolong dibantu penjelasannya, terima kasih.

Irma, 27 tahun

Jawaban:

Hi juga Ibu Irma, sangatlah bijak untuk memikirkan serta merencanakan keluarga dengan menggunakan kontrasepsi. Dengan merencanakan keluarga, Anda dapat meningkatkan status kesehatan keluarga.

Tidak ada metode kontrasepsi yang terbaik. Setiap metode kontrasepsi memiliki kelebihan dan kekurangan, dan tidak selalu cocok untuk semua orang. Yang penting adalah mana yang efektif dan tepat untuk diri Anda.

Sebelum memilih salah satu metode kontrasepsi, perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

- Apakah anda sedang menyusui?

- Jarak menunda kehamilan? Apakah menunda waktu dekat (1-2 tahun) atau lama (>5 tahun);

- Apakah Anda menginginkan kesuburan lekas kembali setelah lepas KB?

- Efek samping dan efektivitas metode tersebut.

Metode yang disarankan pada ibu menyusui adalah: barier (kondom dan diafragma), mekanik (AKDR/IUD/Spiral), dan hormonal (injeksi depo progestin/suntik KB/3 bulan, susuk/implant, dan mini pil).

Berikut adalah beberapa macam pilihan kontasepsi yang dapat digunakan, beserta cara kerja dan efektivitasnya:

Kondom, cara kerja: Kondom menciptakan pembatas fisik antara Anda dan sperma suami, mencegah terjadi pembuahan. Memiliki kemungkinan kegagalan sebesar 2-3%. Dapat dikombinasikan dengan Spermisida untuk meningkatkan efektivitas. Spermisida adalah senyawa kimia yang berfungsi membunuh sperma, bentuknya bisa berupa jeli, krem, busa atau tablet.

Diafragma, cara kerja: Diafragma dimasukkan persis menutup mulut rahim sehingga mencegah sperma masuk ke dalam uterus; Anda harus menggunakan krim anti jamur atau jeli setiap kali berhubungan seks. Paling lama enam jam setelah berhubungan, Anda harus melepaskannya. Efektivitas: diafragma memiliki efektivitas yang paling rendah.

AKDR/IUD/Spiral, cara kerja: IUD yang bentuknya seperti huruf T, dan dimasukkan ke dalam rahim. IUD berbahan dasar hormon, melepaskan progestin menghambat ovulasi, bisa berfungsi selama 5 tahun. IUD jenis lain melepaskan tembaga, menempel pada sperma dan menghambat pergerakan sperma, bisa digunakan selama 10 tahun. Efektivitas: 98-99%.

Susuk/implant, cara kerja: Dokter memasukkan jarum kecil ke lapisan bawah kulit di tubuh Anda (di lengan bagian atas). Jarum tersebut, akan mengeluarkan hormon progestin secara perlahan selama tiga tahun guna mencegah pelepasan telur. Sekaligus melakukan penebalan lendir serviks, Efektivitas: 99%.

Pil Kombinasi, cara kerja: Pil yang sangat populer ini mengandung estrogen dan progestin, yang mencegah ovulasi termasuk menebalkan lendir pada mulut rahim sehingga sperma tidak bisa mencapai rahim. Efektivitas: 95-99%.

Untuk mengetahui lebih jauh terkait info lebih detil alat kontrasepsi tersebut, bisa berkonsultasi dengan Spesialis Kandungan. Sehingga dapat ditentukan pilihan yang tepat sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh Ibu. Demikian bu, semoga dapat membantu. Terima kasih, salam hangat untuk keluarga. (KPM)

dr Kartika P Mayasari, SpOG

Spesialis Kebidanan & Kandungan RS Meilia Cibubur

 

Kolom Dokter Kita diasuh oleh RS.Meilia Cibubur

Kirim pertanyaan Anda ke email : [email protected]

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement