Pertanyaan
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,
Seorang teman pernah memuat posting di akun jejaring sosialnya dengan bunyi demikian: "Janganlah kamu menggunakan kemarahan atas nama Tuhanmu, sedangkan kemarahan itu berasal dari dalam dirimu sendiri dan janganlah kamu merengek-rengek kepada orang kaya atau berkuasa dan mengharapkan sesuatu yang ada di tangannya.Sesungguhnya kamu sudah kehilangan 2/3 dari keimananmu.."
Tadinya saya mengira bahwa apa yang dituliskannya itu adalah sebuah hadits, tapi setelah saya konfirmasi ternyata bukan. Saya ngeri membacanya dan ingin mengingatkan teman saya andai niat baiknya memberi nasehat itu ternyata diungkapkan dengan cara yang tidak benar. Yang ingin saya tanyakan adalah: apakah seorang manusia berhak menuliskan hal seperti itu dan bagaimanakah hukumnya?
Terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jawaban
Wa'alaikumsalam warrahmatullahi wabarakatuh
Semoga Allah SWT merahmati kita semua
1.Kita harus bersyukur ada seorang temen yang memposting ungkapan yang menginspirasi seperti itu. Meskipun demikian tetap saja harus disikapi dengan tepat
2.Sesungguhnya memberikan nasehat adalah tindakan yang mulia
3.Tetapi nasehat yang baik adalah yang dilakukan degan materi yang baik, berdasarkan sumber yang benar, dengan cara yang baik.
4.Keinginan memberi nasehat jika tidak disertai dengan sumber yang baik bisa menjadi bumerang, alih-alih mencerahkan yang terjadi justru menghancurkan.
5.Mengenai tulisan teman saudara, bagian yang pertama baik dan memiliki sumber yang benar, sebuah ungkapan yang dapat diterima bahkan menginspirasi. Tetapi potongan yang kedua bahwa merengek-rengek pada orang kaya atau berkuasa dapat menghilangkan 2/3 agama, ini perlu dasar yang lebih akurat. Benar orang tidak boleh merengek-rengek pada sesama hamba, menghibahlah, merengeklah pada Allah, tetapi kalau kalimat "kehilangan 2/3 agama" itu perlu didukung oleh sumber yang akurat.
Ustadz Muchsinin Fauzi, LC
Pertanyaan : [email protected]