Rabu 19 Jan 2011 10:52 WIB

Bel Masuk? Santai Dulu Aaah…

Ilustrasi
Foto: antara
Ilustrasi

Pertanyaan

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Di MTs kami, bel tanda masuk tidak begitu dihiraukan oleh murid dan sebagian guru. Walaupun sudah terdengar bel tanda masuk, murid-murid masih di luar kelas dengan alasan Bapak atau Ibu guru belum masuk ke kelas. Sebagian guru kapok masuk kelas tepat waktu karena murid-murid banyak yang belum masuk kelas. Saya sendiri sebagai kepala merasa rikuh atau sungkan bila menegur guru-guru yang lebih tua untuk masuk kelas tepat waktu. Mohon saran dan masukannya.

Terimakasih.

Faiq Aminuddin,

MTs. Irsyaduth Thullab Tedunan, Wedung, Demak

Jawaban

Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,

Bapak Faiq yang dirahmati Allah swt, pertama-tama saya mengucapkan selamat. Sepertinya Anda masih muda, tapi sudah menjabat sebagai Kepala Sekolah. Memang jabatan tidak selalu berkorelasi positif dengan usia, artinya tidak selalu jabatan kepala sekolah diberikan kepada orang yang lebih tua. Tapi jika seseorang mempunyai kompetensi sebagai seorang pemimpin, maka ia mempunyai kesempatan untuk mengemban amanah tersebut.

 

Membaca pertanyaan Bapak, saya jadi balik nanya, sikap siapa yang harus diperbaiki terlebih dulu, siswa atau guru?

Bapak Kepala Sekolah yang hebat, sebagai pemimpin Anda sudah membaca gejala budaya sekolah yang tidak kondusif yaitu belum terciptanya disiplin di sekolah Anda. Ketika bel tanda masuk berbunyi siswa maupun sebagian guru tidak menghiraukannya. Sepertinya peraturan sekolah belum diterapkan sepenuhnya. Sehingga kondisi ini memunculkan sikap saling menyalahkan. Siswa menyalahkan guru ketika mereka tidak disiplin, demikian juga sebaliknya.

 

Hal pertama yang harus Bapak lakukan adalah menegakkan peraturan disiplin. Misalnya semua warga sekolah harus datang 15 menit sebelum bel berbunyi. Jika bel tanda masuk berbunyi, maka baik siswa maupun guru harus sudah ada di kelas. Jika hal tersebut dilanggar maka ada sanksi.  Sanksi harus selalu disertakan dalam pembuatan peraturan, mulai sanksi pelanggaran ringan sampai berat. Mulai dari memberi peringatan/teguran sampai hukuman. Tentu saja, peraturan tersebut harus disosialisasikan terlebih dahulu ke semua warga sekolah, mulai dari siswa, guru, pegawai administrasi bahkan penjaga sekolah kalau ada. Tak kalah penting adalah alasan kenapa peraturan tersebut dibuat. Sehingga, akan terbentuk kesadaran dari seluruh warga sekolah.

Sikap siapa yang harus dibenahi dulu, apakah siswa atau guru?  Tentu saja guru. Karena guru adalah model atau teladan yang dapat dicontoh oleh siswa. Siswa akan belajar perilaku dari orang dewasa dalam hal ini guru. Jika guru tidak disiplin, maka jangan salahkan siswa tidak disiplin juga. Jika hal ini dibiarkan siswa akan memperkuat perilakunya  dengan tetap tidak disiplin. Oleh karena itu, sebagai kepala sekolah Bapak mempunyai hak untuk memperbaiki kinerja guru-guru Anda. Tapi, tentu saja sebagai pemimpin Anda juga harus terlebih dahulu memberi teladan yang baik buat guru maupun siswa.  

Sebagai kepala sekolah yang secara usia lebih muda dari guru-guru yang senior, tentunya  Bapak merasa sungkan untuk menegur mereka. Tapi karena Bapak adalah pimpinan yang mempunyai kewajiban menegakkan kedisiplinan, maka Bapak berhak menegur jika ada guru yang tidak disiplin. Namun Pak, yang perlu diperhatikan adalah cara komunikasi dan pesan yang akan Bapak sampaikan. Dalam hal ini Bapak harus asertif, artinya yaitu menyampaikan pesan secara lugas tanpa membuat orang lain merasa tersinggung. Sehingga,  komunikasi menjadi efektif. Demikian yang dapat saya jawab Pak. Semoga jika kedisiplinan dilakukan di sekolah Bapak melalui proses pembiasaan maka akan terbentuk karakter dan budaya positif di sekolah Bapak. Semoga bermanfaat…

 

Evi Afifah Hurriyati, M.Si

Trainer Pendidikan & Kepala Program Sekolah Guru Ekselensia Indonesia LPI Dompet Dhuafa Republika

[email protected]

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement